KARAWANG – Dariah, 37 tahun, ibu rumah tangga beralamat di Dusun Sukamakmur, Desa Dayeuh Luhur, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, bak disambar petir di siang bolong. Jantung ibu dua anak itu berdetak lebih kencang ketika mengetahui, Tiara Estianti, anak pertamanya, tiba-tiba mengalami kejang-kejang dan tidak sadarkan diri usai persalinan di salah satu tempat praktek bidan desa dekat kediaman ia tinggal. Waktu itu Rabu, 23 Agustus 2018, jarum jam menunjukan pukul 23.30 WIB.
Laporan: Rosman- Karawang, Jawa Barat
Yana, suami Dariah, ditengah tekanan suasana kepanikan keluarga, tidak mau diam melihat situasi tersebut. Malam gelap yang hanya ditemani suara-suara jangkrik ia lawan demi menyelematkan nyawa sang anak. Yana dan Dariah bergegas melarikan anakanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang di Galuh Mas, Kecamatan Telukjambe Timur dengan kendaraan seadanya. Jarak dari kediaman Yana menuju rumah sakit sekitar 40 kilometer.
Perjuangan seorang ayah dan ibu yang berlanjut hingga malam Kamis Kliwon itu tidak akan lekas hilang dari ingatan pasangan suami istri ini. Betapa tidak, Tiara Estianti yang dalam keadaan tak berdaya harus langsung masuk ruangan Instalansi Gawat Darurat (IGD) jika nyawanya ingin diselamatkan. Tiara, oleh medis dinyatakan sakit akut dan harus mendapatkan perawatan intensif.
Perjuangan berat seorang Yana pun diuji lagi mulai dari sini. Ia yang dihadapkan pada persoalan administrasi rumah sakit, sebagai orang pelosok masih minim pengalaman. Yang ada dibenaknya saat itu hanya bagaimana caranya agar putrinya bisa sembuh dan segera bisa mendapatkan perawatan medis.
“Saya bingung dan tidak tahu harus ngapain malam itu. Sementara mengurus berkas adminisrasi dan persyaratan rumah sakit untuk pelayanan medis anak kami, kami tidak memiliki asuransi apa pun. Yang jadi pegangan saat itu cuma Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) – Kartu Indonesia Sehat (KIS). Pingin nangis saja saya malam itu,” ungkap Yana, menceritakan perjuangannya.
Malang tak dapat diraih untung tak dapat ditolak, diluar dugaan pria berusia 39 tahun ini, rupanya modal bekal JKN-KIS, usai menjelaskan duduk perkara keadaan darurat itu kepada pihak rumah sakit, Tiara Estianti akhirnya bisa ditangani pihak rumah sakit. Tiara yang sudah tidak sadarkan diri pun langsung dibaringkan di ruang IGD dan mendapatkan penanganan petugas medis RSUD Karawang.
“Alhamdulillah, berutung sejak tahun 2015 kami sudah punya JKN -KIS. Kesulitan saya diganti kemudahan malam itu oleh tuhan. Semua biaya kemudian akan ditanggung oleh JKN-KIS,” katanya, menjelaskan dokumen kelengkapan adminisrasi yang diminta petugas RSUD sebagai syarat pun ia penuhi malam itu juga. “Meski harus bolak balik ke rumah untuk melengkapi persyaratan tak apalah. Terpenting anak kami malam itu bisa langsung diselamatkan,” tambah Yana, mengenang.
Lanjut Yana, sebenarnya saat menyerahkan berkas persyaratan ke petugas rumah sakit ia mengaku sempat mengadapi kendala lantaran terdapat perbedaan nama pasien dari Kartu JKN-KIS (Tiara), sementara dalam Kartu Kerluarga (KK) Tiara Estianti. Namun aparat Desa Dayeuh Luhur yang dimintainya pertolongan lekas merespon kebutuhannya. Yana dan aparat desa itu kemudian mendatangi salah satu gedung JKN-KIS di wilayah Telukjambe Timur lalu menceritakan kondisi faktual yang dialaminya. Petugas JKN-KIS memahami apa yang dialami Yana. Setelah terjadi komunikasi kedua belah pihak, petugas merubah Kartu JKN-KIS atas nama pasien sesuai dengan KK yang diminta pihak rumah sakit.
“Selama 2 hari putri kami kemudian dirawat di ruang Cilamaya No.104 RSUD Karawang dengan modal kartu JKN-KIS. Selama dirawat tidak dikenakan biaya. Nol rupiah sampai putri kami sehat sedia kala karena semua sudah ditanggung JKN-KIS,” tuturnya,
Kepada Fakta Jabar, Yana dan Dariah menyatakan puas dengan pelayanan JK-KIS. Sebagai keluarga terbatas dari sisi ekonomi, pasangan suami istri yang bekerja serabutan ini merasa bersyukur bisa berobat gratis. keduanya berpesan untuk semua masyarakat, khususnya di Karawang agar segera mengantongi JKN-KIS.
“Lebih baik ‘sedia payung sebelum hujan’. Jadi bisa menyiapkan segala kebutuhan sebelum itu diperlukan. Asuransi kesehatan salah satunya. Karena itu, untuk semua warga Karawang yang belum punya JKN-KIS agar segera membuatnya,” pesan Yana.
Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah Karawang, dr. Dwi Susilo menyebutkan, segala bentuk pelayanan tentunya dimaksimalkan untuk masyarakat saat berobat karena sudah kewajiban pihak rumah sakit.
“Baik itu JKN-KIS, BPJS atau lain sebagainya,” kata Dwi singkat.Dwi menambahkan, kata kunci dari program JKN-KIS ini gotong royong, mutu dan efesien. “Itu yang menurut kami,” tutup Dwi.(cim)