Faktajabar.co.id – Perkembangan era digital yang makin pesat dan kemudahan masyarakat akan akses teknologi diharapkan dapat membentuk komunitas masyarakat informatif. Banyak tantangan untuk mewujudkan hal tersebut, salah satunya adalah pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengelolaan jurnalisme warga atau dikenal juga dengan istilah homeless media.
Menurut Direktur Eksekutif Medialink Ahmad Faisol, pengembangan dan pemberdayaan kapasitas jurnalisme warga (citizen journalism) dapat mendorong tumbuhnya masyarakat cerdas dan kritis. Hal itu bisa dicapai apabila jurnalisme warga tersebut mampu memberi informasi mendidik, dan bukannya informasi hoaks, disinformasi, atau pun mis informasi kepada masyarakat sehingga membuat masyarakat kebingungan.
“Media memiliki peran penting dalam kemajuan masyarakat. Secara tradisional, masyarakat mendapatkan informasi dari surat kabar dan majalah yang terbatas jumlahnya. Namun, dengan hadirnya perkembangan teknologi, pergeseran terjadi ke arah media digital. Namun tugas untuk memajukan dan mencerdaskan harus tetap ada,” ujar Ahmad Faisol di Garut, 16 Januari 2025.
Beberapa strategi dan upaya untuk pengembangan dan pemberdayaan kapasitas pengelolaan jurnalisme warga dapat dilakukan melalui beberapa cara di antaranya melalui program pelatihan dan pengembangan kapasitan media itu sendiri. Program pelatihan dan pengembangan kapasitas jurnalisme warga meliputi pengenalan kode etik yang harus dipatuhi oleh pegiatnya, nilai kejujuran dan tanggung jawab, edukasi media literasi, kerjasama dengan platform digital, dan meningkatkan transparansi.
“Dengan program yang tepat, mereka dapat diarahkan untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan tidak menjadi saluran utama penyebaran hoaks di masyarakat,” sambung Faisol.
Menurutnya, disamping keunggulan yang dimiliki jurnalisme warga seperti penyampaian informasi yang kreatif dan modern, dan penyajian yang sederhana sehingga mudah dikonsumsi publik keberadaan media model ini juga sering dikaitkan dengan tingkat kredibilitas yang lemah karena hanya mengejar clickbait, sensasional, dan validitas yang kurang sehingga rentan terkena hoaks.
“Kita butuh mewujudkan komunitas masyarakat informatif yang positif, ya salah satunya dengan mengembangkan dan memberdayakan komunitas-komunitas jurnalisme warga di tingkat lokal,” lanjut Faisol.
Memiliki Akses Perubahan
Jurnalisme warga memiliki peran penting dalam komunitas perubahan sosial, terutama di era digital. Peran-peran strategis dapat dilakukan oleh pengelola jurnalisme warga dengan cara memproduksi informasi positif untuk mewujudkan komunitas masyarakat informatif yang positif.
“Posisi mereka di tengah-tengah komunitasnya memiliki peran yang signifikan. Keberadaan media model ini bisa menjadi saluran untuk menyuarakan isu-isu yang luput di media mainstream baik itu masalah sosial, ekonomi, lingkungan, dan politik yang mungkin tidak mendapat perhatian yang cukup dari media tradisional untuk viral dan mendapatkan perhatian publik,” jelasnya Manager Program Medialink L. Qomarulaeli.
Lebih lanjut L. Qomarulaeli mencontohkan peran-peran signifikan yang dapat diakukan oleh pengelola jurnalisme warga adalah terlibat aktif menjadi pemicu perubahan di masyarakat seperti menjadi penyintas isu kekerasan seksual, aktif di gerakan lingkungan, dan menjadi alat perjuangan komunitas lokal untuk melawan proyek infrastruktur yang merugikan lingkungan dan masyarakat.
“Faktanya, mereka memiliki peran signifikan dalam membentuk opini masyarakat dalam mengangkat isu-isu penting yang seringkali gagal diangkat media mainstream,” jelasnya.(rls/fj)