Pasca Melahirkan Putri Susanti Menderita Penyakit Mengakibatkan Badan Jadi Hitam

KARAWANG- Pasca melahirkan, Putri Susanti mengalami penyakit yang mengakibatkan seluruh badan menjadi berwarna hitam.

Remaja asal Dusun Cihamulu, Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan mengalami penyakit hepatitis hingga mengakibatkan seluruh badan menjadi hitam. Putri Susanti (18), Warga Dusun Cihamulu RT 12 RW 05, Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan menyampaikan penyakit itu di derita sejak 3 bulan lalu setelah melahirkan. Selama ini telah mengupayakan segala hal untuk memperoleh kesembuhan. Ia pernah melakukan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang hingga Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung.

“Sudah hampir 3 bulan, setelah pengobatan itu mual dan tidak banyak makanan yang bisa masuk. Sudah ke RSUD dua kali, klinik, Rumah Sakit Hasan Sadikin. Awalnya hepatitis tapi setelah diperiksa lebih lanjut hasilnya belum ada, pemeriksaan terakhir di Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bulan November ini,” ujarnya Senin (25/11).

Akibat dari penyakit ini dirinya harus kehilangan berat badan lebih dari 15 kilogram. Selain itu merasakan nyeri di kaki hingga tidak kuat untuk berjalan. Tidak hanya menjadi hitam saja di sekujur tubuh, namun mata nya pun saat ini berwarna kuning dan kulit nya mengalami pengelupasan. Ketika ditemui, Putri dalam kondisi yang sangat lemas.

“Waktu belum sakit itu 45 kilogram tapi sekarang kurang dari 30 kilogram. Saya tidak boleh memberikan ASI untuk anak. Seluruh badan sakit, jalan juga memaksakan kalau sudah tidak kuat pakai tongkat. Kaki terasa sakit saat di jalan. Kulit sampai melupas, badan sampai hitam dan mata juga kuning,” tambahnya

Kondisi Putri yang sekarang membuat sang suami pergi meninggalkan dia. Dirinya justru di ceraikan ketika awal mengetahui penyakit yang di derita. Tidak hanya itu setelah bercerai, mantan suami Putri tidak pernah bertanya tentang buah hati mereka.

“Suami menceraikan ketika tahu awal kondisi saya, keluarga dari pihak mantan suami juga tidak pernah menanyakan sampai sekarang. Hanya pernah satu kali mengirim susu buat anak,” lanjutnya.

Sementara itu Ika Kania (38), Tante dari Putri Susanti mengungkapkan keluarga mengetahui penyakit ini setelah Putri melahirkan. Saat itu keponakannya mengalami demam selama beberapa hari di rumah, kemudian diberikan infus. Setelah itu Putri tertidur selama dua hari dan ketika bangun tubuh serta mata Putri telah berubah menjadi kuning. Mengetahui hal tersebut, keluarga langsung membawanya ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan. Ia menambahkan pihak klinik menyatakan tidak sanggup lalu memberikan rujukan ke RSUD Karawang.

“Awal mula setelah habis melahirkan berdiam di rumah selama dua Minggu lalu merasa demam sampai diberikan infus. Setelah di infus tidur selama dua hari, dan waktu bangun di lihat mata sampai badan sudah kuning. Di bawa ke puskesmas tapi tidak sanggup dan dirujuk ke RSUD Karawang selama dua Minggu. Keluar dari RSUD hanya satu Minggu lalu perawatan ke dua kalinya di RSUD,” ungkapnya

Ia menerangkan saat awal sakit badan keponakannya tidak langsung menghitam, namun berwarna kuning terlebih dahulu. Setelah itu timbul bintik-bintik berwarna merah dan terasa gatal. Kemudian bintik merah itu hilang dan berubah sekujur tubuh Putri langsung berubah menjadi hitam gosong.

“Kulitnya berubah jadi kuning lalu keluar bintik-bintik merah dan berubah jadi hitam gosong. Di RSUD Karawang tidak sanggup merawat akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin, waktu di Rumah Sakit Sadikin juga tidak dapat mendeteksi penyakitnya,” terangnya

Ia membenarkan jika Putri diceraikan oleh mantan suami. Pihak keluarga pun hingga saat ini belum mendapatkan bantuan dari dinas kesehatan serta aparatur kecamatan dan desa.

“Keponakan saya di ceraikan karena mantan suaminya merasa takut dan jijik. Belum ada bantuan dari dinas kesehatan, kecamatan dan pemerintah desa sampai sekarang. Sudah pernah menyampaikan ke bidan desa tapi belum ada tindaklanjut sampai 3 bulan,” jelasnya

Meski telah ditinggalkan oleh mantan suami, namun untuk biaya pengobatan telah menggunakan BPJS Kesehatan. Meski begitu pihak keluarga tetap melakukan iuran untuk biaya perjalanan, makan, minum bagi keluarga yang mendampingi selama di rumah sakit.

“Alhamdulillah kalau untuk berobat memang pakai BPJS Kesehatan tapi untuk biaya keluarga selama menemani di Bandung hanya mengandalkan iuran dari keluarga saja. Setiap ke Bandung bisa mengeluarkan uang sampai 1 juta,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Pabrik Semen Jui Shin di Demo Warga, Gerbang dan Pos Satpam Dibakar

KARAWANG – Kamis, 17 April 2025 Karawang Selatan mencekam. Sebab, ...