Waspada ! Penyakit Resistensi Antimikroba

Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) Karawang, Dian Kurniasih

KARAWANG – Masyarakat perlu mewaspadi penyakit AMR. Resistensi Antimikroba menjadi salah satu penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat global teratas. Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskewan) Karawang, Dian Kurniasih mengatakan Resistensi Antimikroba (AMR) merupakan kondisi saat mikroba tidak dapat merespon obat anti mikroba. Ia menambahkan berdasarkan perkiraan dari WHO akan terjadi lebih dari 39 kita kematian akibat AMR di tahun 2025 hingga 2050. Penyakit itu tidak hanya menyerang manusia saja, melainkan hewan pun dapat terpapar.

“AMR merupakan ancaman kesehatan masyarakat utama, baik bagi manusia, hewan ataupun lingkungan,” ujarnya pada wartawan.

Bagi masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan dihimbau agar tidak memberikan pengobatan secara sendiri. Kemudian tidak diperbolehkan untuk menyuntikan antibiotik yang tidak sesuai aturan. Kedua hal tersebut dapat menimbulkan resiko bagi hewan ternak dan akan meninggalkan residu di tubuh manusia saat mengkonsumsi.

“Jangan coba-coba mengobati hewan kesayangan sendiri, jangan coba-coba menjadi dokter untuk hewan. Pun pada hewan ternak, jangan coba-coba nyuntikan antibiotik apalagi tidak sesuai aturan. Itu sangat berisiko, karena hewan ternak dimakan oleh kita, bisa meninggalkan residu dalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya,” jelasnya.

Penyakit itu pun dapat menimbulkan penyebaran penyakit yang fatal lainnya, efektivitas antibakteri di tubuh menurun serta beberapa efek buruk lainnya. Dalam hal ini, WHO telah menegaskan, kesehatan harus dipandang sebagai satu kesatuan (One Healt) dan menangani penyakit (wabah) dari berbagai sektor

“Infeksi menjadi lebih sulit diobati, resiko penyebaran penyakit yang lebih parah dan fatal meningkat, efektivitas agen antibakteri menurun, hasil pengobatan lebih buruk, kegagalan pengobatan dan profilaksis, efek samping yang mahal pada pemberian layanan kesehatan dan pilihan terapi,” pungkasnya.(red/fj)