Branding Produk untuk Meningkatkan Penjualan dan Pendapatan

KARAWANG – Pelaku UMKM Naik Kelas tahun 2024 diberikan materi tentang tata cara menerapkan branding di produk.

Wirausaha lanjutan di Kabupaten Karawang diberikan inkubasi tentang materi branding, export dan management usaha. Diantika Permatasari Widagdho, pemateri branding mengatakan pelaku UMKM di Karawang secara perlahan harus melakukan penerapan branding untuk produk yang dimiliki. Melalui branding akan lebih mudah dalam meningkatkan penjualan.

“Sebelum berjualan harus mengerti dulu branding yang akan digunakan. Saya harapkan UMKM di Karawang mengaplikasikan branding ke dalam produknya jadi tidak hanya berjualan. Seringkali UMKM itu perang harga, kalau sudah menerapkan branding tidak akan terpikirkan perang harga karena yang dijual itu branding bukan harga,” ujarnya.

Ketika ingin menggunakan influencer untuk salah satu langkah dalam branding, maka pelaku UMKM wajib merapihkan sosial media dan konsisten terlebih dahulu. Selain itu wajib mengetahui produk yang akan dijual. Selain itu diperlukan adanya pembangunan dari sisi emosional dari pembeli.

“Awal-awal harus sesuai dengan produk yang dijual, di implementasikan di sosial media dan dikerjakan secara konsisten tidak hanya satu bulan sekali membuat konten dan kontennya tidak sesuai. Kalau sudah konsisten boleh menggunakan influencer. Persepsi yang ada di pikiran pembeli tentang produk yang dijual dan membangun sisi emosional,” tambahnya.

Kepada semua pelaku UMKM diminta agar tidak malas untuk meningkatkan ilmu dan mulai menerapkan materi yang diterima. Selanjutnya mengikuti bazar apapun sebagai langkah untuk memperkenalkan produk.

“Pesannya jangan malas untuk belajar, belajar secara berulang dan di implementasikan untuk di produk dan sosial media. Sering mengikuti bazar untuk membranding produk yang dimiliki,” lanjutnya.

Sementarai itu dari Dinas Koperasi dan UKM melalui Kepala Seksi Pengembangan Penguatan Perlindungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Leoni Whisnuwardhani mengungkapkan pemberian inkubasi tersebut merupakan program terbaru dari Dinas Koperasi dan UKM untuk mengubah cara berpikir masyarakat agar tidak bekerja di perusahaan saja, namun membuka lapangan kerja baru. Era digitalisasi saat ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan.

“Salah satu kekurangan di Karawang itu belum adanya inkubasi, maka dari itu tahun ini ada inovasi inkubasi untuk usaha pemula dan lanjutan agar merubah pemikiran. Di era sekarang mendapatkan uang tidak harus lulus pendidikan dan menjadi karyawan, meski masih sekolah sudah bisa menghasilkan uang dengan menggunakan teknologi,” ungkapnya.

Meski terdapat inkubasi untuk wirausaha baru, namun untuk pelaksanaan kegiatan hari ini berpusat di wirausaha lanjutan yang telah menjadi anggota dari UMKM naik kelas. Peserta yang ikut pun belum pernah memperoleh materi terkait branding.

“Hari ini inkubasi untuk wirausaha lanjutan. Sudah mengenal branding karena sudah berkali-kali dilakukan, yang sudah mendapatkan pelatihan branding tidak akan mendapatkan pelatihan sama. Jadi yang ikut pelatihan hari ini belum pernah mendapatkan tentang branding. Ada 180 orang yang difasilitasi inkubasi tapi kita bagi menjadi 3 kelompok,” jelasnya.

Selama pemberian materi kepada peserta, telah terlihat ada salah satu UMKM yang berhasil lolos ke 5 besar untuk program sertifikasi UMKM dari BUMN. Ia menambahkan saat terakhir pemberian materi di Bulan November akan diambil 10 pelaku UMKM terbaik untuk diberikan bantuan alat digital.

“Ada banyak, salah satunya produk posturisasi lolos seleksi di tingkat nasional untuk program UMKM dari Pertamina. Produk ini masuk 5 besar. Setiap bulan kita memilih satu yang terbaik dari 6 pendampingan, di terakhir akan dipilih 10 terbaik untuk mendapatkan bantuan barang digital. Mereka tetap mengajukan proposal pengajuan,” tambahnya.

Rista Amilina (34), Pelaku UMKM dari Kecamatan Rengasdengklok mengaku selama 6 tahun menjual minum kunyit asam tidak pernah mengetahui tentang branding. Dirinya hanya mengandalkan media sosial untuk memasarkan produk.

“Saya sudah berjualan sejak tahun 2017, tapi belum tahu tentang branding. Penjualan hanya menggunakan sosial media saja,” paparnya.

Setelah memperoleh pelatihan, dirinya akan langsung menerapkan penggunaan branding di produk. Ia akan menggunakan kata alami dan sehat.

“Ternyata setiap UMKM untuk memperluas pemasaran sangat dibutuhkan branding produk. Ke depan akan menggunakan branding Alami, Sehat itu Glory. Aku ada produk Kunyit Asam Sirih Manjakani, banyak dicari oleh wanita untuk yang ada masalah keputihan dan nyeri haid. Keuntungan satu bulan masih sekitar 5 juta,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bantuan untuk 6 Unit Koperasi Sektoril Tahun 2024

KARAWANG – Anggaran 120 juta akan disalurkan kepada 6 unit ...