Pengembangan Pemasaran Motif Batik Karawang ke Tingkat Internasional

KARAWANG – Kabupaten Karawang mempunyai banyak motif batik yang tercipta dari 3 pengrajin batik, seluruh motif telah berhasil ditampilkan hingga tingkat internasional.

Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang mempunyai target hak paten untuk motif batik Sirung. Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkopukm) Karawang, Dindin Rachmadhy mengatakan ada sebanyak 3 pengrajin batik di bawah naungan dinas. Kemudian dari semua pengrajin tersebut berhasil menciptakan motif batik yang khusus dimiliki oleh Karawang. Ia mengatakan dari 3 pengrajin itu terdapat pula pengrajin cilik.

“Kita naungin 3 pengrajin batik, Taza yang kiprahnya sudah dari 2012 bisa jadi sebelum itu, kemudian Workshop Putri Sanggabuana 2016 dan terbaru itu Batik Tuli punya desainer cilik Aqila 2020,” ujarnya Jumat (4/10/2024).

Setelah berhasil menciptakan motif khas Karawang selama 12 tahun, kini motif batik tersebut telah berhasil di tampilkan hingga tingkat internasional. Selain itu, cara promosi pun menggunakan media sosial. Meski ada banyak motif khas, namun dalam waktu dekat mempunyai target motif Sirung akan dipatenkan terlebih dahulu.

“Dari 3 pengrajin pastinya ada ratusan motif batik dengan kekhasan dan keunikan tersendiri. Promosi dan pemasaran produknya selama ini baru lewat medsos sama pemeran-pemeran, insyaallah ada 3 motif yang sedang kita pilih untuk dipatenkan, salah satunya yang sudah terpilih adalah motif Sirung,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan Penguatan Perlindungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Leoni Whisnuwardhani menyampaikan motor itu mempunyai filosofi sebagai pembangunan dan perjuangan pahlawan. Harga batik Karawang mulai dari 250.000 hingga di atas 1 juta. Leoni melanjutkan harga menyesuaikan dengan tingkat kesulitan saat pembuatan. Saat ini motif batik di Karawang berupa Motif Gendang Padi, motif Lumbung, motif Kawista, motif Jaipong, motif Karawaan, motif Sirung, motif Teratai, motif Golok, motif Trubuk, motif Bangbung Hideung, motif Angklung, motif Candi, motif Kahuripan

“Tunas itu ke atas sebagai pembangun, tunas ke bawah itu melambangkan pahlawan perjuangan. Jadi kenapa produksi masih terbatas, karena masih pake teknik canting. Makanya, misal mau dikenakan untuk seluruh PNS atau ASN yang jumlahnya 13.000, itu pembuatannya tidak sebentar,” pungkasnya.(rls/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

JNE Menggelar JLC Member Gathering 2024 di Bandung

Faktajabar.co.id – Terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. ...