Ibu Gadaikan Naluri Demi Ekonomi

Oleh : Ummu Hauwra Pegiat Literasi

SETIAP manusia diberikan naluri oleh sang pencipta. Salah satunya adalah naluri dalam kasih sayang dan naluri mencintai. Baik mencintai dan mengasihi keluarga, kerabat bahkan anak keturunannya masing-masing.

Terkhusus ketika seorang wanita dewasa telah menjadi seorang ibu. Naluri yang pencipta berikan akan semakin dominan didalam dirinya, karena bagaimana pun ketika seorang wanita itu dalam keadaan sadar.

“Ketika sudah pernah merasakan mengandung dan melahirkan. Maka naluri itu akan secara alami keluar dari dirinya,” katanya.

Namun,lanjutnya, sangat di sayangkan ketika seorang ibu harus kehilangan fitrah atas kasih sayang yang seharusnya diberikan kepada anak yang dia lahirkan sendiri. Malah dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga nya.

Rasa cinta dari seorang ibu kepada anaknya yang baru saja dilahirkan telah hilang, akibat desakan ekonomi keadaan ini terjadi. Seorang wanita di medan berusia 27 tahun akhirnya harus menelan pil pahit akibat perbuatanya, ancaman 15 tahun penjara akan ia tanggung karena telah menjual bayi yang dilahirkan nya sebesar 20 juta rupiah (Sumber : Kompas.com 14/08/2024).

Miris memang lagi lagi berita memilukan seperti ini terjadi pada masyarakat kita, alasannya tentu saja masih sama yaitu himpitan ekonomi yang memaksa seorang ibu kehilangan akal sehatnya atau bahkan telah mati naluri keibuan dalam dirinya.

Faktor lain ketika tidak adanya support sistem yang tidak berjalan dengan baik untuk mendampingi nya, terlebih jika support sistemnya pun sama sama terhimpit kemiskinan dan bersikap individualis.

Dapat kita analisa keterpurukan ekonomi dalam sebuah keluarga tentu saja akibat dari abainya negara terhadap kesejahteraan masyarakat. Salah satunya minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk para pekerja terlebih seorang lelaki yang memiliki tanggung jawab nafkah terhadap keluarganya. Tentunya hal ini erat berkaitan dengan sistem ekonomi yang buruk realisasinya.

Hal ini sangat berkaitan dengan berita di atas yang sebenarnya banyak terjadi di tengah masyarakat kita hari ini. Kemudian jika di telusuri dari sisi yang lain tercermin kegagalan dari sistem pendidikan yang mestinya dapat membentuk pribadi baik dan bertakwa pada setiap individunya.

Kerusakan sistem ekonomi dan pendidikan tentu saja hanya sebagian kecil dari sistem yang lebih luas lagi cakupan nya yaitu sistem dasar pada sebuah negara yang pastinya akan sangat berpengaruh kepada sistem yang berada di bawahnya.

Namun berbeda dengan Islam. Islam menetapkan peran negara sedemikian rinci dan negara sebagai Raa’in. Islam memiliki sistem yang akan membuat masyarakat sejahtera dan itu wajib di dapatkan setiap individu didalamnya dengan berbagai mekanisme yang dimiliki, salah satunya dari sistem ekonomi Islam akan menyediakan lapangan kerja yang mana akan memprioritaskan kepada warga negara nya terlebih jika dia adalah seorang kepala keluarga.

Di Sistem Pendidikan setiap individu masyarakat akan dijadikan individu yang bertakwa dan membentuk kepribadian Islam dengan baik. Dari sisi lain pengaruh media pun akan diatur oleh negara agar dapat meningkatkan keimanan setiap warganya.

Begitulah islam dengan kesempurnaan, seorang ibu akan tetap waras karna support sistem terbentuk dengan baik, lingkungan luar mendukung dan yang terpenting adalah nalurinya sebagai ibu akan tetap terjaga, tidak hilang atau bahkan mati hanya karna desakan dan tekanan ekonomi. Penerapan islam secara keseluruhan akan membuat sebuah negara secara optimal dapat mewujudkan fungsi setiap keluarga dengan sebagai mana mestinya. Wallahu alam bissowab.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Tarik Investasi Asing, Ditjen Imigrasi Sosialisasikan Golden Visa ke Perusahaan di Karawang

Karawang – Direktorat Jendral Imigrasi melakukan sosialisasi Golden Visa ke ...