Perkenalkan Pakaian Adat Melalui Kegiatan Karnaval

Perkenalkan Pakaian Adat Melalui Kegiatan Karnaval

KARAWANG – Sebanyak 120 siswa dari sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilamaya III mengadakan kegiatan jalan santai dengan menggunakan kostum unik, untuk memperkenalkan pakaian adat kepada siswa.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilamaya III mengadakan kegiatan jalan santai dengan menggunakan kostum unik. Dalih Fakhrizal, guru kelas 5 mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pakaian yang digunakan mulai dari pakaian adat, kostum pahlawan serta busana dengan motif merah putih.

“Jalan santai ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memperingati HUT RI ke-79 dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna. Kami ingin anak-anak merasakan langsung semangat kemerdekaan dan kreativitas dalam merayakannya. Tidak kak, kami mengatur sendiri lalulintas, dikarenakan jumlah murid yang sedikit, dan rute yang dilewati tidak ke jalan utama. Rutenya, sekolah, pasar, bunut, balik lagi sekolah, seputar sekolah, jadi rute yang di lalui rute asal rumah anak anak sekolah. Jumlah murid yang ikut ada 120 anak,” ujarnya Senin (19/8)

Ia menjelaskan setelah karnaval berlangsung, siswa tidak diberikan pembelajaran di kelas. Kegiatan perayaan kemerdekaan akan berlanjut dengan adanya perlombaan pada Selasa (20/8). Dalih menyampaikan pihak sekolah tidak memberikan pemaksaan kepada siswa yang tidak mempunyai pakaian adat.

“Setelah karnaval mereka makan dan ganti baju, hari ini tidak ada mata pelajaran apapun. Besok juga ada perlombaan, perlombaannya seperti makan kerupuk, paku dalam botol, memindahkan air. Awalnya itu mau sepeda santai, tetapi tidak semua anak punya sepeda. Akhirnya diarahkan ke baju adat dan saat ditanya, mereka punya baju adat. Wajib, tapi tidak mengharuskan menggunakan kostum, untuk yang punya silahkan pakai, untuk yang tidak punya, tidak dipaksakan untuk menggunakan kostum. Kalau yang tidak punya kostum, mereka menggunakan merah putih,” jelasnya.

Pakaian adat yang digunakan sebagian besar dari wilayah Provinsi Jawa Barat. Adapula siswa yang menggunakan kostum sebagai petani. Setelah kegiatan selesai dilakukan, ia akan memberikan tugas kepada siswa kelas 5 untuk menuliskan kegiatan tersebut dan dikaitkan dengan P5

“Mayoritas wilayah Provinsi Jawa Barat, kalau untuk provinsi lain tidak ada tetapi ada juga yang pakai kostum petani. Agar anak ingin menggunakan budaya sendiri dan tidak malu. Pakaian adat biasa dipakai saat ada acara saja. Pasti kalau di kelas saya ada mata pelajaran P5 dan kebudayaan jadi mereka akan diminta untuk menulis tentang kegiatan yang mereka lakukan,” terangnya.

Caraya Dinda Putri, siswi kelas 5 mengungkapkan rasa senang dengan adanya karnival itu. Ia telah mempersiapkan kostum hingga riasan wajah sejak pukul 06.00. Ia mengaku merasa lelah akibat aksesoris yang digunakan.

“Senang banget, dikasih tahunya udah dari Senin kemarin. Tadi saya pakai pakaian adat dari Provinsi Jawa Barat, karena suka dengan adat Sunda dan asli dari Sunda. Kostumnya punya sendiri. Persiapannya dari jam 06.00 pagi, di makeup sama mama. Sedikit lelah karena aksesorisnya berat,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

JNE Menggelar JLC Member Gathering 2024 di Bandung

Faktajabar.co.id – Terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. ...