87 Kasus Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Karawang

KARAWANG  – Ada sebanyak 87 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi sejak Januari hingga Agustus 2024 di Kabupaten Karawang

Ada sebanyak 87 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi sejak Januari hingga Agustus 2024 di Kabupaten Karawang. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Perempuan (PKPA) Karawang Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Karawang (DPPPA) Karawang, Hesti Rahayu mengatakan kasus yang terjadi mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara fisik, psikis, seksual, tindak pidana penjualan orang (TPPO) serta penelantaran.

“Paling tinggi kekerasan seksual baik terhadap perempuan maupun anak-anak,” ujarnya pada wartawan Rabu (14/8/2024).

Ia menyebutkan untuk kasus kekerasan seksual mencapai angka 32, jumlah ini terdiri dari kekerasan kepada anak laki-laki sebanyak 13 orang, 15 kekerasan pada anak perempuan, 4 kasus pada perempuan dewasa. Selanjutnya untuk jumlah kasus KDRT mencapai 18, terdiri dari 5 kasus KDRT secara fisik serta 5 KDRT secara psikis. Kemudian untuk TPPO sebanyak 4 kasus, penelantaran sebanyak 4 kasus, kekerasan lainnya sebanyak 19 kasus. Ia menjelaskan untuk kasus kekerasan dan pelecehan sebagian besar pelaku berasal dari orang terdekat.

“Kebanyakan kasus kekerasan atau pelecehan itu pelakunya orang-orang terdekat,” jelasnya.

Ia menerangkan, untuk kasus kekerasan seksual seperti fenomena gunung es. Kasus terjadi namun hanya di bagian permukaan saja, masih banyak kasus yang tidak terungkap. Hal ini disebabkan oleh korban yang memilih untuk menyimpan sendiri.

“Karena banyak juga yang gak berani speak up, dan memilih memendamnya karena takut dianggap aib,” terangnya.

Hesti mengaku hingga sekarang untuk ruang aman bagi perempuan dan anak yang minim. Maka dari itu, pihak DP3A saat ini sering melakukan sosialisasi edukasi serta membuka ruang konsultasi pengaduan bagi masyarakat.

“Saya karena dari awal sering keliling ke sekolah, pesantren, dimanapun. Kita kan sering menanyakan, rata-rata mereka pernah mengalami kekerasan, contoh kecilnya seperti bully. Ternyata kita menemukan fakta, gak ada yang bener-bner baik-baik saja. Ruang aman itu sangat minim, bahkan pelaku kekerasan sering kali orang terdekat di lingkup keluarga. Kita akan terus berupaya semaksimal mungkin,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...