Kasus Bunuh Diri dan Sebuah Harapan

Penulis : Ummu Hauwra|Pegiat Literasi

KEHIDUPAN Kehidupan hari ini kerap kali semakin sulit dihadapi. Seolah kita diserang dari segala sisi dan pasti selalu terjadi sebuah tragedi. Salah satunya adalah kasus Bunuh diri. Di mana angka setiap tahunnya semakin tinggi, seperti di Pulau Bali menjadi rating yang paling tinggi akibat depresi.

Banyak faktor lainya yang tentu saja menjadi alasan mengapa Bali menempati urutan pertama dalam kasus ini. Disusul Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian Bengkulu dan yang terakhir adalah Banda Aceh. Urutan tersebut berdasarkan Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia ( Pusiknas ). Di mana datanya diambil dari kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduknya. (sumber : CNNIndonesia,02/07/2024)

Faktor penyebab manusia saat ini ingin mengakhiri hidupnya dengan singkat tentu saja banyak. Secara fakta bisa kita lihat dari berbagai macam persoalan yang kita temukan di lapangan, pinjaman online, judi online slot, dan permasalah hidup lainya menjadi sumber utama permasalahan terjadi.

Lemahnya mental rakyat saat ini, tentu saja tidak terjadi tanpa alasan. Fenomena menyedihkan ini dapat menjadi suatu pembuktian bahwa tidak ada peran sebuah negara dalam memelihara kesehatan mental warga negaranya.

Juga gagalnya sistem pendidikan yang dapat mencetak setiap generasi individu yang mental nya kuat, bersyukur serta bersabar dalam menghadapi kehidupan.

Lemahnya mental yang terbentuk tentu saja akibat dari pertunjukan kehidupan yang terjadi hari ini. Hedonisme dan konsumtif dalam kepemilikan suatu benda menjadikan setiap orang berlomba lomba untuk memiliki setiap benda yang viral dan sedang di gandrungi tanpa melihat manfaat dari benda tersebut.

Kemudian, kepemilikan benda benda yang bermerk agar terlihat berkelas. Ini juga menjadi alasan orang orang menjadi stress ketika mereka tak sanggup membelinya. Yang pada akhirnya menjerumuskan mereka kepada Pinjaman Online.

FOMO terhadap sesuatu yang senantiasa membuat pandangan hidup terhadap hidup nya sendiri menjadi blur, tentu saja kehidupan seperti ini tidak berdiri begitu saja melainkan terlahir dari Sistem yang sekuler dan kapitalis.

Di sistem sekuler sebuah negara memandang bahwa segala sesuatu nya adalah sebuah produk. Di mana setiap produk akan menghasilkan materi yang akan menguntungkan pihak penguasa dan pengusaha. Artinya rakyat tidak dapat diurusi secara benar dalam pengasuhan sekulerisme dan kapitalisme ini, karena dasar hidupnya hanya soal untung dalam materi.

Tentu saja ini sangat berbanding terbalik dengan Sistem Islam, dalam sistem islam negara akan meriah atau memelihara setiap individu masyarakat dengan pengasuhan sesuai dengan syariat.

Rakyat akan diberikan pekerjaan dan rumah dan difasilitasi pendidikan juga rumah sakit secara gratis, sehingga secara mental rakyat akan merasakan ketenangan karena setiap kebutuhan hidupnya ditanggung oleh negara, tidak akan ada kepemilikan berlebih dan tentunya tren FOMO tak akan terjadi karena aktifitas nya akan berbeda menjadi para individu yang dekat dengan Tuhan Nya.

Penerapan Islam kaffah akan membuat setiap individu menjadi individu yang bermental sehat karena rasa syukur kepada Allah SWT, dan sabar saat menghadapi sebuah ujian hidup yang tentu saja kasus bunuh diri seperti saat sekarang ini marak terjadi akan minim sekali atau bahkan tidak ada lagi, masyarakat akan terpuaskan secara fitrah nya dijaga setiap kehormatan dan harga dirinya.

Juga akan terselamatkan secara aqidah dan pemikirannya, masya Allah semoga Islam Kafah bisa terwujud dalam dan kembali berjaya seperti waktu keemasaan yang terjadi 1400 tahun yang lalu.Wallahualam bissowab.(***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Konsisten Memberikan Layanan Prima, JNE Raih Indonesia Most Trusted Companies Award 2024

Faktajabar.co.id – Dalam momen istimewa menyambut HUT ke- 34 yang ...