Karawang – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang menolak pasien usia 3 tahun dengan alasan kapasitas IGD penuh.
Salah satu masyarakat Kecamatan Batujaya mendapatkan penolakan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang ketika membawa anak untuk berobat ke RSUD.
Rina Rahim, mengatakan kronologi ini terjadi pada Rabu (10/1/2024) ketika ia mengalami kecelakaan bersama anak, kemudian sang anak dilarikan ke rumah sakit. Selama perjalanan menuju ke rumah, anak itu mengalami muntah-muntah sebanyak 10 kali.
“Kronologi hari Rabu anak saya kecelakaan motor saya dari Batujaya di bawa ke Rs Hastin tapi tidak ada CT scan di sarankan untuk datang ke RSUD Karawang. Keadaan darurat anak saya panjang jalan muntah tidak berhenti tapi saat sampai RSUD di bilang penuh,” ujarnya Sabtu (13/1/2024).
Setelah mendapatkan penolakan dari RSUD, anak tersebut dilarikan ke salah satu rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Ia meminta kepada RSUD untuk dapat menyampaikan pesan dengan nada bicara yang baik kepada pasien.
“Seperti ini keadaan setelah kejadian muntah terus ga berhenti sampe benar-benar lemes sekali sampe depan dokter pun muntah banyak tapi dokter ngga tergerak sama sekali hati nya. Kalaupun penuh, seharusnya bilang baik-baik ga harus langsung ngusir seperti itu apalagi keadaan anak saya udah lemes dan muka penuh luka seperti itu. Sudah sedikit membaik,sudah pulang juga dari rs Bayukarta,” tambahnya.
Kejadian mendapatkan respon dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang melalui Humas, Luthfi menyampaikan jika ruang rawat inap telah penuh. Ia mengklarifikasi tidak mempunyai tujuan menelantarkan pasien. Selanjutnya dari RSUD pun telah memberikan saran untuk dapat berobat di rumah sakit terdekat.
“Kalau rawat inap penuh dengan tujuan pasien dari IGD. Pasti di IGD juga jadi tertahan, tidak ada tujuan kita menelantarkan pasien kalau di IGD full. Kita tidak ada tempat untuk pemeriksaan pasien dan sudah disampaikan di IGD kita full. Waktu itu ada 4 mobil yang belum bisa dilayani, di antaranya mobil ke dua yang kolbak. Karena RSUD tidak boleh menolak pasien di khawatirkan lama di dalam mobil, disarankan ke rumahsakit terdekat yang di depan RSUD. Kalaupun jaminannya BPJS Sekarang RS Swasta sudah bekerjasama dengan BPJS,” ungkapnya.
Kemudian untuk pemeriksaan dasar pun telah dilakukan di dalam mobil. Meski begitu pemeriksaan itu hanya sebatas tensi darah, pemeriksaan suhu badan dan saturasi O2. Selanjutnya untuk pemeriksaan Rontgen ekg akan dilakukan ketika pasien telah terdaftar di IGD.
“Kalau pemeriksaan dasar kita di dalam mobil sdh biasa kita lakukan tensi darah cek susu badan dan saturasi O2. Tapi untuk pemeriksaan lanjutan seperti Lab. Rontgen EKG diperiksanya setelah pasien masuk dan sudah terdaftar di IGD dan sudah masuk dalam billing sistem. Waktu itu tgl 10/01/24. Jam 13. Jaga pagi pasien di IGD ada 35. Selanjutnya 30 pasien memakai TT IGD. 2 pasien memakai kursi Roda. 3 pasien memakai blankar ambulan puskesmas. Kapsitas TT IGD 30. Sudah overload kemarin,” imbuhnya
Ia menjelaskan kembali untuk pasien yang masuk akan menggunakan blankat dari puskesmas di IGD. Total kapasitas pasien yang tertampung di IGD sebanyak 35 orang.
“Kalau yang masuk memakai blankar dari puskesmas di IGD langsung masuk. Hanya blankar tertahan di IGD sampai ada TT tidur yang kosong di IGD. Ambulance puskesmas sudah paham. Ini hasil konfirmasi dari CCTV IGD saat IGD overload. Saat itu ada yg memakai blankar puskesmas, Kursi roda, Total waktu itu jumlah 35 pasien di IGD. Kapasitas TT sesuai SK direktur 349,” pungkasnya.(red/fj)