JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengapresiasi sejumlah proyek strategis nasional yang telah rampung. Salah satunya pabrik katalis pertama buatan anak bangsa bernama PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI).
Hal itu disampaikan dalam acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo-Sustainable Infrastructure Towards Indonesia Emas 2045 di The Kasablanka Hall, Grand Atrium dan Mosaic Walk, Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu, 13 September 2023.
KSI merupakan proyek strategis nasional di bidang industri proses kimia. Dengan total investasi mencapai Rp 286 miliar, KSI akan membuat katalis, suatu zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.
Karena pabrik katalis pertama yang dibuat bangsa Indonesia, produk katalis buatan KSI disebut sebagai Katalis Merah Putih. Jajaran direksi PT KSI adalah Achmad Setiawan sebagai Direktur Utama, Yogi Utomo sebagai Direktur Keuangan dan Pemasaran, dan Elvianto Riendra sebagai Direktur Produksi dan Riset.
Pabrik itu dibangun di lahan salah satu anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero). Berdiri di lahan seluas 2 hektare di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kabupaten Karawang Jawa Barat, PT KSI merupakan sebuah konsorsium yang dibangun oleh Pupuk Kujang (37 persen), Pertamina Lubricants (38 persen) dan Rekacipta Inovasi ITB. (25 persen).
Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia menuturkan, Pupuk Indonesia melalui anak usahanya, PT Pupuk Kujang berperan sebagai salah satu investor khususnya dalam penyediaan lahan dan operasional. “Pabrik katalis ini akan menjadi industri yang ramah lingkungan mendukung pengembangan green fuel, serta pengembangan energi baru dan terbarukan,” kata Rahmad.
Rahmad menegaskan bahwa proyek ini sejalan dengan semangat transisi energi yang diangkat oleh negara-negara di dunia. Proyek katalis ini sendiri merupakan bagian dari roadmap dekarbonisasi perusahaan untuk pengembangan green energy.
“Selain itu, katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi Amonia dan Asam Sulfat, dimana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk,” kata Rahmad.
Dalam operasinya, KSI diproyeksikan memproduksi 7 jenis katalis. Diantaranya 4 jenis katalis hydrotreating dan 3 jenis katalis oleochemical.
Beragam jenis katalis itu diperlukan di hampir seluruh industri proses termasuk petrokimia, pengilangan minyak dan gas, oleokimia hingga bahan bakar. Katalis hydrotreating misalnya menjadi bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati.
Dalam pembuatan BBN, misalnya, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi BBN. Baik itu bensin, biosolar bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur. Selain itu, KSI juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.
Achmad Setiawan, Direktur Utama KSI menuturkan, seluruh produk buatan KSI telah melalui uji laboratotium Research And Technology (RTI) Pertamina. “Kami siap memproduksi katalis hasil formulasi Pertamina,” ujar Achmad di sela peresmian pabrik.
Achmad menuturkan, KSI diproyeksikan bisa memproduksi katalis sebanyak 800 ton katalis per tahun. “Beroperasinya PT KSI diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri,” ujar Achmad.
Berdirinya KSI tak lepas dari peran sejumlah peneliti ITB. Sejak tahun 2019, tim riset ITB telah menguji bensa atau bensin berbahan kelapa sawit sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Para peneliti ITB menggunakan katalis untuk mengkonversi minyak sawit menjadi diesel nabati (green diesel) atau bensin nabati (green gasoline/bio gasoline) dan mengkonversi minyak inti sawit menjadi avtur nabati (green avtur/bio avtur) yang ketiganya berbentuk ekstrudat. (hl/KP)