Inspirasi dari Medsos, Tata Buka Usaha Ukiran Daun Kering

Karawang – Masyarakat Desa Cimahi, Kecamatan Klari membuat ukiran dari daun kering.

Tata Wiharja (40), pemilik ukiran daun kering memulai usaha ini sejak tahun 2019. Ia menjelaskan membuka usaha ini disebabkan oleh pemberhentian kerja akibat Covid 19. Ia memperoleh sumber inspirasi dari media sosial. Sistem penjualan sekarang ini masih menggunakan media sosial pribadi. Usaha ini terletak di Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.

“Kalau untuk bikin karya daun kering sudah cukup lama dari awal tahun 2019. Saya kirim ke beberapa media sosial, kemudian ada yang minat dan mulai membuat pesanan. Inspirasi saya melihat dari youtube orang luar negeri dan salah satu aplikasi,” ujarnya, Kamis (13/7/2023)

Daun yang digunakan berupa daun ketapang. Proses pembuatan di mulai dari tahap merebus daun hingga layu. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan press daun sampai kering. Selanjutnya ia memberikan clear untuk meningkatkan ketahanan produk.

“Saya pakai jenis daun ketapang, kita rebus terlebih dahulu sampai daun layu kemudian di press menggunakan triplek sampai kering. Kita menggunakan clear juga untuk ketahanan produk. Saya mencari daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah,” tambahnya.

Sejauh ini ia mengukir bentuk wajah, wayang, tulisan. Ia mengaku kendala yang dialami terletak pada proses pemotongan dan pengukiran. Ketika memotong bagian yang terkecil dengan sistem salah maka menyebabkan daun menjadi putus.

“Saya lebih mengukir bentuk wajah, tulisan Allah, nabi Muhammad. Kendalanya waktu pemotongan dan pengukiran di bagian yang kecil itu rapuh dan sobek. Saat kita salah menekuk pisau akan putus, saya pakai cutter khusus saat mengukir,” imbuhnya.

Pemasaran produk hingga sekarang telah dikirimkan hingga kota Indramayu. Harga yang diberikan mulai dari 50 ribu sampai 500 ribu. Proses pembuatan hanya membutuhkan waktu selama satu hari.

“Ada beberapa orang dari luar kota yang beli tapi pengiriman barang sesuai dengan pesanan. Satu hari selesai untuk proses pembuatan. Harga disesuaikan dengan tingkat kerumitan ukiran, saya jual dari harga 50 ribu sampai 500 ribu. Meski begitu harga tetap disesuaikan dengan tingkat kerumitan. Mudah-mudahan produk saya bisa terjual hingga ke tingkat nasional,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Blusukan ke Tempat Bencana Alam di Tegalwaru, Bunda Wardah Salurkan Bantuan untuk Masyarakat

Karawang – Bencana alam menimpa masyarakat di Karawang. Tepatnya di ...