Karawang – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang memberikan pelayanan pengobatan nyeri secara gratis kepada masyarakat dan melakukan seminar bagi dokter puskesmas. Fitra Hergyana, Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUD Karawang menyampaikan saat ini untuk seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki akan ditingkatkan. Hal ini untuk mempersiapkan SDM sesuai dengan tingkat pelayanan rumah sakit nasional.
“Kita rangkaian HUT RSUD ke 71 tahun, awalnya kita mengadakan seminar untuk non nakes, kita haru mempersiapkan SDM RSUD sama dengan SDM nasional supaya bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kita memberikan seminar juga kepada dokter di puskesmas,” ujarnya Senin (26/6)
Selain itu diberikan pula pengobatan nyeri secara gratis kepada masyarakat. Peserta yang mendaftar sebanyak 40 orang, namun hanya ada sebanyak 30 orang yang berhasil lolos proses screening. Dalam pengobatan ini terdapat masyarakat dari luar daerah Kabupaten Karawang.
“Saat ini juga ada bakti sosial pengobatan nyeri sehingga pasien yang mengalami nyeri kronis dapat ditangani oleh kami. Ini sekitar 40 peserta tetapi ada 30 orang yang berhasil lolos screening,” tambahnya.
Ucu Nurhadiat, Dokter Spesialis Anestesi dan intervensi nyeri menyampaikan tindakan ini diberikan kepada pasien yang telah menderita rasa nyeri dengan waktu yang lama. Ia menambahkan pengambilan tindakan menggunakan bantuan alat seperti USG. Kemudian diberikan penanganan dengan memberikan obat dan regenerasi teraphy, penanganan ini berdasarkan pada penyakit yang di derita.
“Kami mengerjakan nyeri kronis yang sudah di derita pasien secara lama dan tidak sembuh mulai dari nyeri kepala sampai pinggang. Kita sebut tindakannya sebagai intervensi nyeri jadi kita mengintervensi sumber nyeri nya secara langsung dengan bantuan alat. Kemudian sumber nyeri ini kita ambil tindakan, bisa diberikan obat mengurangi rasa nyeri, regenerasi teraphy tergantung indikasi penyakitnya,” ungkapnya.
Ia melanjutkan penyebab rasa nyeri bagi pasien usia di bawah 40 tahun dikarenakan adanya aktivitas dan kecelakaan. Sementara itu untuk pasien di atas 40 tahun disebabkan oleh regeneratif tulang. Ia menyampaikan jika penyakit tersebut menimbulkan rasa rendah diri bagi penderita.
“Pertama riwayat penyakitnya dengan wawancara pasien dan pemeriksaan fisik. Biasanya usia 40 tahun ke bawah itu karena akibat aktivitas dan kecelakaan, kalau di atas 40 biasanya karena proses regeneratif tulang. Penyakit ini tidak mengancam nyawa tapi akan mengganggu produktivitas dan sosialisasi kadang-kadang menimbulkan rasa rendah diri,” jelasnya
Pemeriksaan ini memberikan beberapa keuntungan, pertama tidak menggunakan alat bedah kemudian kedua bersifat lokal dan tidak menyebar. Ia mengakui hingga saat ini masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui teknik pengobatan ini.
“Keuntungannya pertama sifatnya tidak dibedah langsung dengan alat bantu dan kedua bersifat lokal dan tidak menyebar. Alat bantu ini menghindari tertusuknya daerah yang tidak di harapkan. Kekurangannya selama ini belum tersosialisasikan jadi masyarakat belum banyak yang tahu,” tambahnya.
Djuwate (63), Masyarakat Kecamatan Karawang Timur menyampaikan ia telah menderita rasa nyeri kurang lebih 5 tahun. Ia mengaku tidak pernah melakukan pemeriksaan dikarenakan mempunyai rasa takut. Ia mengobati penyakit ini dengan cara minum obat herbal dan tradisional.
“Nyeri di bagian lutut kurang lebih 5 tahun tapi ga pernah periksa karena takut, anak ibu kerja di sini dan disuruh periksa terus akhirnya periksa aja. Kalau sekarang udah ga takut lagi karena sakitnya udah ga tahan,” pungkasnya.(red)