Karawang – Final Piala Soeratin Askab PSSI Karawang U-15 yang digelar di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang, diwarnai dengan insiden yang tidak diinginkan.
Kericuhan terjadi ketika sekelompok suporter merangsak masuk ke dalam lapangan saat pertandingan berlangsung antara tim Kancil Mas dan Putra RGS pada saat skor 2-1. Kancil Mas unggul ketika pertandingan kurang lebih tersisa lima menit.
Meskipun terjadi gangguan tersebut, Ketua Askab PSSI Kabupaten Karawang, Asep Aang Rahmatullah menyatakan bahwa insiden itu memberikan pelajaran dan menjadi evaluasi penting bagi pihak PSSI yang sedang berbenah.
“Insiden siang tadi menjadi pembelajaran bagi kami dan juga menjadi evaluasi bagi PSSI yang sedang berbenah. Event ini kita sadari juga sebagai ajang talents counting atau pencarian talenta untuk regenerasi sepak bola di Kabupaten Karawang,” ungkap Asep Aang dengan tulus.
Dalam kericuhan tersebut, pihak Askab PSSI Karawang segera mengambil tindakan cepat mengumpulkan kedua manajemen tim yang berseteru pada Minggu (6/25/2023) malam di Graha PSSI Karawang. Kedua tim akhirnya bersepakat saling meminta maaf. Manajemen RGS pun legawa mengakui Kancil Mas unggul dan bersepakat tidak melanjutkan sisa pertandingan yang hanya tinggal 5 menit.
“Kita tadi tawarkan opsi tanding ulang di sisa waktu pertandingan, karena kita sama-sama mencari bibit tujuannya, kita tawarkan opsi untuk pertandingan sisa tanpa penonton, tapi luar biasanya dari Putra RGS, mengakui bahwa Kancil Mas sebagai juara,” jelasnya.
“Tentu dengan berbagai catatan yang nantinya kami tindak lanjuti untuk perbaikan kami kedepannya, jadi tidak ada pertandingan lanjutan, cukup dengan disepakati secara lapang dada, Kancil Mas juara U15 dan mewakiliki Kabupaten Karawang di tingkat provinsi,” tambah Asep Aang.
Pihaknya berharap insiden ini dapat menjadi titik balik untuk perbaikan sepak bola di Kabupaten Karawang dan wujud menjaga komitmen dalam membawa nama baik daerah melalui sepak bola.
Insiden ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk mengedepankan sportivitas dan semangat yang positif dalam mengembangkan sepak bola di tingkat lokal.
Askab PSSI Karawang juga akan mengambil langkah-langkah yang proaktif untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi regenerasi sepak bola yang berintegritas.
“Untuk sanksi tentunya tetap berjalan, ini tugasnya komdis PSSI melakukan investigasi baik terhadap pemain atau wasit yang diduga melakukan pelanggaran. Jika terbukti sanksi tetap berlakukan,” tukas Aang. (rls)