Karawang – Eco Enzim menjadi salah satu upaya dalam mengelola permasalahan sampah yang ada di masyarakat.
Mahasiswi dari London School Public Relations (LSPR) Jakarta program studi Public Relation mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Perumahan Permata Indah Permai, Kabupaten Karawang.
Koordinator kelompok KKN, Salama Adzari menyampaikan jika saat ini langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan sampah organik di masyarakat dapat dilakukan dengan menerapkan ECO Enzim. Ia menambahkan saat ini salah satu permasalahan utama di Kabupaten Karawang terletak pada pengelolaan limbah sampah.
“Kita ada program baru di tahun ini ada empat mata kuliah yang dijadikan satu. Setelah kita teliti dan cari tahu permasalahan di dunia khususnya di Karawang ini sampah, ECO enzim ini pengelolaan sampah organik yang paling efektif dan bisa dilakukan di rumah. ECO enzim ini juga punya manfaat yang banyak untuk lingkungan, kita harus sebar luaskan,” ujarnya pada Minggu (4/6/2023).
Ia menjelaskan memiliki harapan untuk menghasilkan ECO Enzim dapat diperoleh dari sisa kulit buah dan sayuran. Kemudian ia memiliki harapan agar masyarakat dapat menerapkan sistem pengelolaan sampah dan memilah jenis sampah. Ia menerangkan adanya kegiatan tersebut telah mengubah gaya hidup masyarakat dengan memilah jenis sampah.
“Huma ECO Enzim bergerak sendirian tidak akan ada perubahan, kalau kita ajak masyarakat juga maka akan lebih cepat dan besar efeknya. Sebenarnya ini merupakan tugas pertama kita, tapi kita akan tetap memantau keberlanjutan program ECO Enzim di masyarakat Karawang ini. Kita berharap agar masyarakat dapat mengelola sampah organik dan anorganik,” tambahnya.
Kepala Seksi Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan, Agus Dwi Yuniarto menyampaikan target pengelolaan sampah di tahun 2025 sebesar 40 persen. Saat ini di Kabupaten Karawang telah ada sebesar 32 persen indeks pengelolaan sampah. Ia menambahkan saat masyarakat telah melakukan ECO Enzim dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
“Kalau sekarang jumlah sampah di Karawang sebanyak satu juta ton itu yang tercatat belum ditambah dengan sampah yang dihasilkan masyarakat pendatang. Kami dari DLHK melihatnya penduduk punya kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkan metodenya salah satunya dengan ECO Enzim. Kalau masyarakat sudah melakukan ECO Enzim otomatis jumlah sampah yang keluar dari rumah berkurang,” ungkapnya.
Sejauh ini di dinas tersebut belum terdapat anggaran khusus untuk pembuatan ECO Enzim. Hal ini dikarenakan belum memiliki dasar yang kuat. Meski begitu ia menerangkan anggaran dapat diberikan berupa peran serta masyarakat. Pada tahun 2022 telah diberikan bantuan bahan pembuatan saja.
“Kita sudah melakukan sosialisasi secara terus menerus tapi kita juga memiliki keterbatasan sumber daya manusia dan dapat dilanjutkan melalui komunitas yang bergerak di pengelolaan sampah. Kalau untuk teranggarkan belum, kita hanya bisa mengganggarkan di peran serta masyarakat,” lanjutnya.
Founder Huma ECO Enzim Kabupaten Karawang, Siti Komalaningsih menyampaikan pembuatan metode ini telah berdasarkan rumus yang telah tersedia. Ia menerangkan memerlukan sebanyak 1 bagian gula, 3 bagian bahan organik ditambah dengan 10 bagian air. Ia memiliki harapan agar masyarakat dapat mengelola sampah terlebih dahulu. Kemudian ia pun melanjutkan agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
“Sampai saat ini belum mulai ikut menerapkan ECO Enzim di masyarakat perumahan ini. Kalau pembuatannya ada rumusnya, 1 bagian gula ditambah dengan 3 bahan organik dan 10 air,” pungkasnya.(red)