Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi
KARAWANG – Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan program inisiasi Bulog dalam upaya pilar ketahanan pangan, ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi harga pangan. Nampaknya bisa menjadi solusi saat melambungnya harga bahan pokok seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat di Bulan Ramadhan. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dimana harus membeli komoditi bahan pokok yang dijual RPK. Bahkan, ketika masyarakat melintasi Kantor Perum Bulog Sub Divre Karawang, tidak ada sosialisasi program yang terlihat baik itu berupa tulisan RPK maupun ketersiaaan komoditi yang didagangkan RPK.
Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Karawang, H. Asep (Ibe) Syarifudin, ST. MM. mengatakan, salah satu upaya memudahkan masyarakat untuk mendapatkan komoditi bahan pokok pangan dengan harga yang tentunya lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran saat ini, adalah melalui RPK Bulog. Tetapi sepertinya perlu peran serta Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Ketahanan Pangan, sehingga program tersebut benar-benar bisa tersentuh hingga ke seluruh masyarakat. “Sebenarnya RPK itu program yang berjalan sejak lama. Tapi sudah sejauh mana perjalanan RPK di Karawang, hingga sekarang tidak terdengar kabarnya,” ujarnya kepada Fakta Jabar, Rabu (23/5).
Sementara, Kepala Perum Bulog Sub Divre Karawang, Sulais mengatakan, program RPK masih berjalan dan saat ini sudah tercatat 162 RPK yang ada di Wilayah Kabupaten Karawang dan 553 RPK di Wilayah Kabupaten & Kota Bekasi, sehingga berjumlah total 715 RPK. Kemudian kenapa masih ada saja masyarakat yang belum mengetahui keberadaan RPK Bulog, karena warung/toko yang menjadi rekanan/binaan RPK Bulog memang bukan katergori warung/toko besar, melainkan warung/toko rumahan atau usaha kecil. “Dari sebelas komoditi bahan pokok yang dijual di RPK, hanya ada lima komoditi yang tersedia, diantaranya adalah, Beras, Gula, Minyak Goreng, Terigu dan Daging Beku. Sedangkan sisanya dijual kondisional sesuai kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (lil)
