Dugdag Ramadhan Masih Terdengar

Dok.

CIREBON – Selain menjadi alat penanda masuknya waktu shalat, bedug yang berada di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kesultanan Cirebon, hingga sekarang masih terdengar suaranya di malam hari saat Bulan Ramadhan.

Imam Masjid Agung Sang Cipta Rasa, KH. Syarief Yamani, M.Pd.I. menjelaskan, bahwa tradisi menabuh bedug atau yang sering disebut dugdag itu sudah berlangsung sejak abad 14 ketika Syeikh Syarief Hidayatullah/Sunan Gunung Jati menyebarkan Agama Islam. Kala itu bedug ditabuh untuk mengabarkan tanda masuknya waktu shalat. “Selain menjaga tradisi, bedug yang merupakan hadiah dari Syeikh Mursahadatillah/Syeikh Quro Karawang ini masih tetap dirawat dan gunakan hingga sekarang,” ujarnya kepada Fakta Jabar, Selasa (22/5).

Syarief menambahkan, saat Ramadhan seni memukul bedug itu dilakukan ditiap malam Bulan Ramadhan yang bertujuan untuk memberi tanda bahwa masih ada orang yang terjaga hingga waktu sahur. “Biasanya bedug ditabuh bergiliran oleh para pemuda warga sekitar Masjid. Dimulai jam 10 malam atau selepas Tadarus, hingga pukul 12 malam. Penabuh dugdag sendiri sudah turun temurun diajarkan oleh para Kaum (Pengurus Masjid) dari dulu hingga sekarang,” jelasnya.

Masih Syarief menambahkan, dugdag ditabuh tidak sembarang saja, ada beberapa ketukan yang memang disesuaikan dengan alunan dzikir kalimat tauhid, seperti tahlil Laa Ilaaha Illallah serta bacaan tasbih, tahmid dan takbir. “Pada akhir dugdag ditabuh sebanyak 99 kali yang menyesuaikan dengan jumlah Asmaul Husna,” pungkasnya. (lil)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...