Karawang– Pencegahan pergaulan bebas diperlukan koordinasi dari seluruh instansi dan orangtua pun ikut memiliki peran penting.
Yudha Wisnu, Kepala Bidang Pemberdayaan Peningkatan Keluarga Dinas Pemberdayaan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) memaparkan pergaulan bebas telah terjadi di kalangan remaja mulai dari usia 13 tahun. Ia melanjutkan hal ini diakibatkan oleh adanya gadget yang telah dimiliki. Selain itu saat ini pun segala informasi telah mudah di akses melalui internet. Kemudian di adopsi oleh anak-anak muda.
“Kalau kita melihat keadaan sekarang trendnya budaya barat gampang diterima sama anak muda, ini memang akibat dari adanya handphone dan media sosial. Kegiatan yang ada di dunia barat mudah sekali dilihat dan dicerna,” ujarnya pada Selasa (3/1)
Ia menyampaikan generasi muda sekarang memerlukan adanya filter dalam diri sendiri. Kemudian diperlukan pula dukungan dari orangtua. Selain itu memperdalam ajaran agama. Pihak DPPKB telah melakukan sosialisasi pertahanan keluarga untuk mengontrol ketahanan keluarga.
“Perlu adanya filter dari dalam dirinya, terus pendalaman agama oleh anak-anak muda. Makanya kita DPPKB melalui sosialisasi pertahanan keluarga,” tambahnya.
Pergaulan bebas diakibatkan oleh adanya kesejahteraan dalam keluarga berkurang. Hal ini dapat langsung mempengaruhi ketahanan keluarga. Ia menyebutkan pihak dinas telah mendapatkan laporan dari sekolah jika dalam satu tahun akan kehilangan siswi. Hal tersebut berdampak dari gaya hidup yang di inginkan oleh wanita.
“Pembangunan keluarga tuh ada 2 aspek yang saling berkaitan, kalau kesejahteraan keluarga kurang maka ketahanan keluarga pun akan terdampak. Dulu pernah ada laporan dari suatu sekolah di Karawang bahwa sekolah dalam 1 tahun akan kehilangan 1 kelas siswi, karena mereka kebanyakan hamil di luar nikah untuk mencari kesenangan,” imbuhnya.
Ia memiliki upaya dengan mengoptimalkan 8 fungsi keluarga di Kabupaten Karawang. Langkah selanjutnya menjalin koordinasi dengan Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan untuk melakukan sosialisasi. Adapula koordinasi dengan Badan Narkotika Kabupaten untuk mencegah adanya penggunaan narkoba di kalangan anak-anak.
“Upaya yang kita lakukan dengan mengoptimalkan 8 fungsi keluarga. Bukan hanya pergaulan bebas saja tapi narkoba ini sudah ngeri apalagi sekarang anak-anak kecil mulai mencoba, makanya kita menggandeng BNNK,” lanjutnya.
Ia menghimbau kepada orangtua perlu meningkatkan pemberian kasih sayang untuk anak. Selain itu mengerti psikologis anak. Ia menyampaikan di jaman sekarang telah diperlukan adanya sex edukasi bagi anak-anak kecil hingga remaja. Meski begitu pemberian materi disesuaikan dengan usia anak.
“Tidak hanya memberikan asupan nutrisi aja tapi perlu juga kasih sayang yang lebih juga, karena anak tidak cukup hanya dengan uang saja. Sangat diperlukan sex edukasi tapi disesuaikan dengan usia anak, tidak memberikan fullgar kepada anak usia dini dan SMP,” tutupnya.(red)