Karawang – Pada Rabu (19/10/2022) dilakukan kegiatan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga berencana nasional (BKKBN). Hal ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di Provinsi Jawa Barat.
Kepala Perwakilan BKKBN pusat, H. Wahidin memaparkan kader bina keluarga balita memiliki peran penting dalam program ini. Hal tersebut dikarenakan sebagai tempat untuk orangtua yang memiliki balita.
“Hari ini difokuskan kepada ibu ibu kader bina keluarga balita yang merupakan sebuah forum atau wadah para orang tua yang memiliki balita yang didalamnya merupakan balita umur 0 sampai 2 tahun,” ujarnya.
Ia melanjutkan kembali, 1000 hari pertama kehidupan menjadi salah satu penentu kasus stunting. Stunting dapat disebabkan dari sejak kelahiran, adapula terjadi saat usia 2 tahun. Faktor penyebab diperoleh dari pola asuh, lingkungan, asupan gizi. Ia mengungkapkan kembali orangtua saat ini masih tidak mempedulikan saat anak terjadi diare, cacing secara terus menerus.
“Seringkali kalau berdasarkan data di Jawa Barat banyak kasus stunting terjadi saat lahir dan baru terjadi di usia 2 tahun. Anak dibawah 2 tahun itu sering sakit seperti diare, cacingan dan sebagian masyarakat kita masih menganggap sebagai penyakit biasa,” tambahnya.
Ia memaparkan jumlah ideal Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKBHI) berdasarkan pada jumlah balita di setiap daerah. Ia menyampaikan, dalam satu kelompok terdapat 30 keluarga anggota.
“Kalau terkait BKBHI sebenarnya sesuai dengan jumlah balita yang di wilayah. Idealnya dalam satu kelompok tidak lebih dari 30 keluarga kalau mau intens, tapi kita tidak bisa memaksakan,” imbuhnya.
Berdasarkan data dari SSGI Kabupaten Karawang mencapai angka 21 persen untuk data stunting. Data ini dilakukan melalui survey oleh petugas kementrian. Sementara itu berdasarkan data dari pengumpulan posyandu (IPGBM) Kabupaten Karawang menempati posisi paling rendah di Provinsi Jawa Barat. Saat ini data tersebut sebesar 1,9 persen.
“Kalau SSGI nya tahun 2021 kemarin Karawang sudah di angka 21 sekian persen, tapi kalau IPGBM paling rendah di angka 1,9 persen,” paparnya.
Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Karawang yang telah merespon dengan cepat program percepatan penurunan angka stunting. Anggaran yang telah terkumpul dari Bapak Asuh Anak Stunting saat ini telah mencapai 396 juta
“Progres program bapak asuh anak stunting di Karawang ini sudah lumayan. Informasi yang saya dapat pemerintah akan terus mengajak perusahaan untuk menangani stunting,” pungkasnya.(red)