Negara Demokrasi Hanyalah Ilusi

Fajar Dwika Ramadhan

Keadilan hanyalah ilusi
Di negara yang katanya berjuluk demokrasi.

Tragedi demi tragedi terus terjadi, tanpa tahu siapa yang memiliki kendali.

Negara yang katanya demokrasi hanya wacana saat terjadinya reformasi.

Suara rakyat bergemuruh diluar pagar besi, wakil rakyatnya berjoget bernyanyi merayakan hari lahir ketua DPR RI.

Rakyat bersuara menggunakan media sosial untuk menyampaikan aspirasi, namun UU ITE selalu menghantui sehingga berakhir pelaporan penangkapan dan mendekap dibalik jeruji besi.

Rakyat kesusahan karena pandemi yang tak kunjung selesai, tapi menteri nya malah enak enakan jalan jalan keluar negeri dari hasil korupsi.

Harga bahan pokok melambung tinggi dampak dikuranginya BBM bersubsidi, rakyat kecil menjerit karena tak mampu membeli.

Subsidi BBM dikurangi dengan dalih tidak tepat sasaran yang katanya masih banyak orang kaya yang menikmati.

Bansos jadi alternatif para petinggi untuk mengelabui rakyat kecil yang terdampak atas dikurangi nya BBM bersubsidi.

Alih alih memberikan solusi nyatanya menjadi ladang basah untuk melakukan tindakan korupsi.

Tidak main main korupsi dilakukan oleh petinggi negri sekelas menteri, disaat rakyat kesusahan karena pandemi.

Korupsi demi korupsi terus terjadi, dari mulai menteri, gubernur hingga bupati.

Penjara hanyalah tempat singgah untuk mereka yang melakukan korupsi dengan segala fasilitas mewah yang bisa dibeli.

Sungguh nahas negara demokrasi ini, keadilan hanyalah hayalan bagi masyarakat kecil dan hanya berlaku bagi segelintir orang dengan memiliki jabatan tinggi.

Itu semua terjadi pada negara yang berjuluk demokrasi, dan keadilan hanyalah sebuah halusinasi.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Blusukan ke Tempat Bencana Alam di Tegalwaru, Bunda Wardah Salurkan Bantuan untuk Masyarakat

Karawang – Bencana alam menimpa masyarakat di Karawang. Tepatnya di ...