Karawang – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang, Oma Miharja Rizki mendukung keputusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang menyetop sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di Karawang.
“Menghentikan sementara kegiatan PTM mulai tanggal 3 hingga 19 Februari untuk jenjang PAUD, SD, SMP dan PKBM merupakan langkah terbaik di tengah kondisi penyebaran Covid-19 yang sedang meningkat di Karawang. Jika PTM tetap dipaksakan saat Covid-19 meningkat, tentunya akan sangat berisiko munculnya kluster pendidikan,” ujar Oma Miharja, kemarin.
Terlebih, kata Oma, sesuai data Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, kasus Covid-19 dalam dua hari terkahir cukup tinggi dengan mendekati angka 100. Pada Sabtu (5/2) kasus konfirmasi Covid-19 bertambah 84 kasus, kemudian pada Minggu (6/2) bertambah 80 kasus.
“Kembali diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini. Pasalnya, selain kasus konfirmasi Covid-19 meningkat, peta penyebaran kasus pun hampir terjadi di seluruh kecamatan yang ada di Karawang. Tentunya kesehatan dan keselamatan siswa maupun guru harus diutamakan,” ucapnya.
Kendati demikian, Oma meminta agar Pemkab Karawang melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang terus aktif untuk memastikan kegiatan PJJ berjalan dengan maksimal di seluruh satuan pendidikan.
“Jangan sampai kendala yang selalu mewarnai pembelajaran daring seperti siswa tidak memiliki kuota, tidak ada smartphone, atau tidak adanya jaringan membuat siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran. Disdikpora bersama satuan pendidikan harus menghadirkan solusi terbaik agar selama PJJ berlangsung, hak belajar seluruh siswa di Karawang tetap terpenuhi dengan baik,” tegasnya.
Lebih lanjut Oma berharap, penghentian sementara PTM di Karawang tidak terus berlanjut. Untuk itu, masyarakat Karawang termasuk siswa, guru dan orang tua siswa agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“Semoga saja kasus Covid-19 di Karawang khususnya dan Indonesia umumnya bisa segera berakhir. Sehingga siswa bisa kembali belajar di sekolah atau tatap muka,” pungkasnya.(red)