Karawang – Sebanyak empat mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Prodi Teknik Industri belum lama ini meraih prestasi membanggakan tingkat Nasional.
Mereka adalah Nabila Aulia Gunanti, Naura Mutia Astari, Puti Annisa Nowira, dan Putri Sundari, yang tergabung dalam tim pada ajang kompetisi inovasi bisnis mahasiswa Indonesia, dengan didampingi oleh dosennya, Rianita Puspa Sari, S.T.,M.T.
Ajang KIBM diselenggarakan oleh Pusat prestasi Nasional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) adalah salah satu agenda lomba kemahasiswaan tingkat Nasional untuk mencapai tujuan membangun semangat kewirausahaan dengan memperkuat jejaring antara akademisi, bisnis dan pemerintah. Program KIBM menitikberatkan pada peningkatan inovasi produk atau jasa bisnis mahasiswa.
Jamu Gunanty, merupakan salah satu inovasi bisnis mahasiswa yang diajukan dalam KIBM 2020. Bersaing dengan 1.140 proposal dari seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil seleksi terdapat 272 proposal yang diberikan bantuan pendanaan, termasuk Jamu Gunanty dari Universitas Singaperbangsa Karawang yang berhasil didanai senilai Rp11.800.000 sebagai stimulus pengembangan bisnis.
Tidak hanya sampai situ, tim Jamu Gunanty kemudian terpilih lagi menjadi finalis KIBM Award bersama 26 tim terbaik lainnya pada kategori akademik.
Nabila (21) sebagai Ketua tim tidak menyangka, jika proposalnya akan lolos sampai tahap final. Sewaktu melakukan presentasi bisnis di salah satu rangkaian kegiatan KIBM. Nabila bersama timnya mendapatkan respon yang sangat positif dari pemonev atas ide bisnisnya dalam mengangkat warisan budaya lokal.
“Awalnya, saya melihat permasalahan saat ini bahwa keberadaan jamu keliling di Kabupaten Karawang sudah mulai sulit ditemukan. Padahal jamu merupakan warisan budaya lokal yang patut dilestarikan. Dari hal tersebut saya berfikir untuk mengangkat jamu sebagai peluang usaha, yang kemudian dikembangkan secara modern dalam hal pengemasan dan pemasarannya, agar eksistensi jamu tetap lestari dan mampu bersaing seiring dengan kemajuan zaman,” kata Nabila.
Untuk diketahui, lanjutnya, Jamu Gunanty merupakan produk minuman tradisional herbal (jamu) yang dikemas secara modern menggunakan botol bersegel. Saat ini Jamu Gunanty memiliki 10 varian produk jamu, yaitu kunyit asam, kunyit tanpa asam, kunyit asam sirih, wedang jahe, beras kencur, temulawak, gula asam, dan MVC (mencegah virus corona) sebagai produk unggulan saat ini, serta kunyit susu dan susu jahe yang merupakan inovasi terbaru Jamu Gunanty atas ide dari timnya.
Dalam menghadapi tantangan di masa pandemi, tim Jamu Gunanty mengambil langkah dengan menambah varian produk spesial.
Puti Annisa Nowira, salah satu anggota tim menjelaskan, untuk mengikuti perkembangan zaman, di era new normal seperti saat ini sangat dibutuhkan imunitas yang tinggi.
“Maka dari itu kami menciptakan jamu untuk meningkatkan imun tubuh dengan produk yang diberi nama MVC yang merupakan singkatan dari Mencegah Virus Corona, resepnya diadaptasi dari resep empon-empon,” jelasnya.
“Setelah adanya pendanaan dari KIBM ini, kami berencana mencoba memperluas pasar jamu Gunanty dengan aktif memanfaatkan digital marketing, membuat booth jamu di pasar tumpah Bumi Telukjambe, dan mencoba mengajukan beberapa perizinan usaha seperti BPOM, dan Halal MUI, serta mengurus HAKI,” tambah Naura Mutia Astari (21), salah satu anggota tim.
(red)