Karawang – Ketua Markas Cabang Laskar Merah Putih Kabupaten Karawang, Abah Awandi Siroj menuding Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Karawang tidak transparan dalam proyek pengadaan yang saat ini tengah dilaksanakan.
Abah mengatakan, sejumlah rekanan mengeluh karena Bawaslu dinilai hanya mengakomodir orang terdekat untuk mendapatkan proyek. Apalagi untuk proyek melalui penunjukan langsung, hanya rekanan tertentu yang bisa mendapatkan proyek tersebut.
“Kami hanya mengingatkan Bawaslu agar jangan ada kegaduhan dalam proyek pengadaan yang mereka laksanakan. Kami melakukan ini karena sudah banyak keluhan dari para rekanan yang menyebut Bawaslu tidak transparan dalam melaksanakan proyek pengadaan. Jangan sampai proyek pengadaan di Bawaslu menjadi bancakan orang-orang tertentu saja, ini yang tidak kita inginkan,” katanya, Senin (9/11/2020).
Abah menyampaikan hal ini karena merasa prihatin dengan banyaknya keluhan yang disampaikan melalui media sosial terkait kinerja Bawaslu dalam hal proyek pengadaan.
“Harusnya Bawaslu merespon secara terbuka bukan menutup diri. Kan ramai tuh di medsos soal kinerja Bawaslu yang tidak transparan, harusnya dijawab dong, biar tidak ada kegaduhan.” katanya.
Ia juga mengatakan anggaran proyek pengadaan Bawaslu mencapai Rp23 miliar harus digunakan secara hati-hati. Apalagi Bawaslu tidak seperti instansi lain yang melakukan pendampingan oleh kejaksaan dalam pelaksanaan proyek. “Bawaslu main sendiri saja dan tertutup. Itu tidak benar, kami akan datang ke Bawaslu menanyakan masalah ini,” katanya.
Sementara itu Ketua Bawaslu Karawang, Kursin Kurniawan mengatakan mengenai proyek pengadaan di Bawaslu pihaknya tidak mencampuri karena sudah menyerahkan ke Barzas atau LPSE. Dia meminta kepada masyarakat agar bisa langsung menanyakan kepada lembaga Barzah.
“Kami tidak ikut campur dalam pengadaan itu, siapapun yang menang silahkan saja itu bukan urusan kami,” kata Kursin.
Menurut Kursin, memang ada tim yang mengurus masalah pengadaan di Bawaslu. Hanya saja dalam pengadaan tersebut pihaknya menyerahkan langsung ke lembaga Barzas. Nantinya lembaga barzaslah yang akan menyeleksi siapa yang mendapatkan proyek pengadaan tersebut.
“Jadi kami menerima hasilnya saja, soal siapa yang akan mendapatkan proyek tersebut bukan urusan kita,” tandasnya.(red)