PURWAKARTA – Upaya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan menghasilkan sampah yang berdayaguna lebih terus dilakukan Pemkab Purwakarta melalui Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purwakarta.
Dalam rangka upaya menuju Kabupaten Purwakarta bebas sampah, pada tahun ini, setidaknya ada tiga program yang tengah dilakukan oleh dinas tersebut yaitu program Bank Sampah Induk (BSI) hasil kerjasam dengan KLHK, program Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang merupakan hasil kerjasama dengan Kementerian PUPR dan program Tempat Pengolahan Sampah terpadu (TPST) dari Kementerian Kemaritiman dan Investasi.
“Dengan program-program tersebut kita targetkan 70 persen sampah dari sumber, pengelolaannya dapat dilakukan bersama masyarakat dan 30 persen sisanya dibuang ke TPA. Dan target mengurangi dan menangani sampah seperti diisyaratkan perda nomor 3 Tahun 2016 tentang pengelolaan sampah dapat tercapai,” ujar Kepala DLH Purwakarta Deden Guntari, melalui Kabid Pengelolaan Sampah, Acep Yuli Mulya, Senin (24/8/2020).
Menurutnya, dengan 50 Bank Sampah Unit (BSU) yang tersebar disejumlah wilayah dan 1 Bank Sampah Induk (BSI), kebijakan strategi pengelolaan sampah dapat tercapai secara maksimal. Bank sampah ini sesuai dengan misi pengelolaan sampah secara keberlanjutan.
Keberlanjutan yang dimaksud meliputi tiga aspek, yaitu aspek lingkungan, sosial budaya masyarakat dan ekonomi. Meski bank sampah masih perlu banyak peningkatan, tapi menurutnya, itu sangat berperan dalam piramida keberlanjutan tadi.
Kata Acep, selain membantu meminimalisasi produksi sampah, konsep bank sampah ini juga turut membantu perekonomian warga. Sehingga, sampah yang dihasilkan ini memiliki nilai manfaat, terutama dari sisi ekonomi.
“Dengan memilah sampah dan mengirimnya ke bank sampah, artinya masyarakat sudah memperhatikan lingkungan. Ketika kita sudah peduli dengan kondisi lingkungan dan berusaha memperbaikinya, maka itu akan mendukung masyarakat yang sehat dan target Purwakarta bebas sampah akan tercapai. Jika sudah seperti itu pada akhirnya akan memperbaiki ekonomi,” tuturnya.
Sementara, untuk TPS3R, kata Acep hari ini telah terdapat 5 titik, yaitu di Kelurahan Nagri Kidul, Nagri Tengah dan Kelurahan Sindangkasih Kecamatan Purwakarta, Desa Cadassari Kecamatan Tegalwaru dan Desa Pasawahan Kecamatan Pasawahan.
“Teknologi TPS3R adalah sistem pengolahan sampah dengan inovasi teknologi mesin pencacah sampah dan pengayak kompos yang lebih efektif dan efesien. Hasil pengolahan sampah organik berupa kompos digunakan untuk pupuk tanaman hias dan herbal. Kedepan, diharapkan dapat menghasilkan prodak yang berdayaguna lebih dan bernilai ekonomis,” kata Acep.
Sementara untuk program Tempat Pengolahan Sampah terpadu (TPST) yang digagas oleh Kementerian Kemaritiman dan Investasi, saat ini masih dalam tahap pengukuran lokasinya.
“Tahun ini, kita juga mendapatkan bantuan pembuatan Pusat Daur Ulang (PDU) sampah, lokasina di Kecamatan Babakan Cikao. Diharapkan untuk PDU sampah tersebut tahun depan dapat terkelola dengan baik, sehingga kedepan masyarakat dapat diberdayakan dalam pengelolaan sampah sehingga yang masuk ke TPA hanya residu saja,” katanya.
Selain mengungkap sejumlah program tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada DLH itu juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menyamakan persepsi dan menguatkan komitmen dalam hal menjaga lingkungan. Terutama, dari ancaman sampah.
Menurutnya, dalam pengelolaan sampah seluruh elemen dan stakeholder harus juga terlibat tanpa terkecuali. Artinya, tak bisa hanya mengandalkan pemerintah. “Menyelamatkan lingkungan, harus menjadi bagian dari komitmen bersama,” demikian Acep. (adv)