KARAWANG – Dalam upaya mengenalkan Batik Khas Karawang di kancah nasional, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang, siap memfasilitasi promosi Batik Karawang.
Anggota Komisi II DPRD Karawang, Mochammad Dimyati mengatakan, promosi Batik Karawang harus lebih ditingkatkan lagi dengan melibatkan berbagai pihak. Instansi pemerintah juga swasta pun harus terlibat dalam mempromosikan batik produk resmi Kota Lumbung Padi.
“Kami di DPRD juga siap memfasilitasi dengan memberikan stand khusus promosi Batik Karawang. Sehingga, tamu-tamu di DPRD yang datang dari luar daerah pun bisa langsung mengenal produk asli Karawang tersebut. Ini juga harus diterapkan di intansi pemerintah lainnya,” ujar Wakil Rakyat asal Fraksi Partai Gerindra, Selasa (18/2).
Selain itu, Dimyati menambahkan, kerjasama dengan pihak swasta seperti restoran dan hotel juga harus lebih ditingkatkan. Kedepan, disetiap loby restoran dan hotel di Karawang, harus ada stand khusus untuk mempromosikan Batik Karawang.
“Tamu restoran dan tamu hotel di Karawang ini harus melihat dan mengetahui Batik Karawang. Maka harus ada fasilitas khusus untuk mempromosikan Batik Karawang di setiap restoran dan hotel di Karawang,” jelasnya.
Masih Dimyati menambahkan, bicara soal motif paten Batik Karawang, Pare Sagedeng yang sudah banyak dikenal masyarakat Karawang, sudah resmi menjadi motif paten. Namun tidak salah, jika Rumah Produksi Batik Karawang mengeluarkan motif baru yang masih berhubungan dengan identitas Karawang.
“Kalau pun mau tambah motif selain Pare Sagedeng, itu bagus. Bisa tambah motif Candi Jiwa yang memang merupakan salah satu icon Kabupaten Karawang. Sehingga saat masyarakat lihat motif Batik Candi Jiwa, langsung tahu bahwa itu dari Karawang, karena Candi Jiwa hanya ada di Karawang,” paparnya.
Sambung masih Dimyati menambahkan, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk membiasakan menggunakan Batik Karawang asli (non printing) yang dicetak melalui keterampilan tangan pengrajin. Sebab, batik yang diakui Dunia adalah batik yang dibuat dengan keterampilan tangan, bukan batik hasil printing.
“Di Rumah Produksi Batik Karawang, proses pembuatan tidak menggunakan printing. Kita semua harus menghargai hasil karya para pengrajin batik, dengan tidak menggunakan Batik Karawang hasil printing,” pungkasnya. (lil)