FAKTAJABAR.CO.ID – Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 telah memasuki tahap akhir. Setelah digelar di empat kota yakni Bandung, Purwokerto, Surabaya, dan Solo, seleksi untuk atlet muda itu bakal berlangsung di Kudus pada 17-19 November 2019.
Manajer Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Budi Darmawan, menargetkan 1.000 peserta berpartisipasi dalam audisi di Kota Kretek ini. “Per kemarin sore, jam 16.00, yang daftar sudah mencapai 671 atlet, dan hingga Jumat nanti masih akan bertambah lagi,” kata Budi saat dihubungi Tempo, Selasa, 12 November 2019.
Ajang pencarian atlet yang awalnya bernama Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis Djarum 2019 ini menyasar peserta dari seluruh Indonesia. Meski peserta paling banyak berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada pula peserta dari Papua. “Para atlet muda ini, dengan dukungan orang tua, ingin menjadi anggota klub,” kata Budi.
Dalam Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 ini dibagi dalam dua kategori, yaitu U-11 (berusia 6-10 tahun) dan U-13 (berusia 11-12 tahun). Audisi dilakukan dalam bentuk kompetisi dengan sistem gugur.
Peserta seleksi dari lima kota yang mendapatkan super tiket bertanding lagi di putaran final. Tahap penentuan itu bakal digelar pada 20-23 November Gelanggang Olahraga (GOR) Djarum, Jati. Kudus.
Audisi beasiswa bulu tangkis ini sempat diwarnai polemik, tepatnya pada hari kedua audisi di Bandung pada 28-30 Juni 2019. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengirimkan surat nomor 1016/19/KPAI/VII/2019 kepada pimpinan Djarum Foundation. Salah satu poin dari surat itu ialah permintaan untuk menghentikan kegiatan Audisi Badminton Djarum Foundation yang digelar di beberapa kota pada bulan Juli-November 2019. Alasannya hal itu guna melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi industri rokok.
Setelah terbitnya surat KPAI, penyelenggaraan audisi di Kota Purwokerto pada 8-10 September sempat mengalami ketidakpastian, meski akhirnya juga tetap berlangsung. Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) menginiasi pertemuan antara Djarum Foundation dan KPAI pada 4 September 2019.
Pertemuan itu dihadiri oleh Plt Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Yuni Poerwanti, Asisten Deputi Bidang Eksploitasi dan Kekerasan KPAI, Valentina Gintings; Direktur Pidana Kemenkumham, Lilik Sri Haryanto; Perwakilan Wali Kota Surabaya; Perwakilan Kabupaten Kudus; Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banyumas, Azis Kusumawardani; Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI, Dudi Gumbira; dan Sekjen Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto. Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Irjen Pol Carlo Brix Tewu memimpin pertemuan itu. Salah satu poin kesimpulan yang diputuskan dalam pertemuan itu adalah larangan menggunakan logo dan nama Djarum di kaus untuk anak.
Setelah pertemuan itu, dalam konferensi pers menjelang pembukaan audisi pencarian atlet tepok bulu di Purwokerto, Djarum Foundation menyatakan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan audisi bulu tangkis tahun 2019 menjadi yang terakhir kalinya digelar. Yoppy mengatakan penghentian audisi badminton Djarum karena adanya permintaan KPAI yang menganggap telah terjadi eksploitasi anak dalam audisi.
“Pada audisi kali ini kami menurunkan semua brand PB Djarum. Pihak PB Djarum sadar untuk mereduksi polemik itu kami menurunkannya,” kata Yoppy, Sabtu, 7 September 2019. (*)