Kabinet Baru: IHSG Ambles, Asing Kabur, Rupiah Keok

FAKTAJABAR.CO.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) Rabu pagi ini (23/10/2019) memperkenalkan menteri-menteri yang mengisi kabinet 2019-2024 dengan nama kabinet Indonesia Maju. Banyak nama baru yang mengisi formasi menteri, khususnya menteri yang menjabat bidang ekonomi.

Hanya saja respons pasar tampaknya flat, artinya tak ada sesuatu yang mengejutkan. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengawali perdagangan hari ini di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,02% ke level 6.224,42. Pada pukul 09:30 WIB, indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar kekalahannya menjadi 0,19% ke level 6.213,53. Pada pukul 10.21 WIB, IHSG melemah 0,36% di level 6.202,84.

Asing bahkan mencatatkan net sell atau jual bersih hingga Rp 121,29 miliar di semua pasar, pasar reguler Rp 61,29 miliar dan pasar nego dan tunai asing net sell Rp 59,78 miliar.

Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei terkoreksi 0,09%, indeks Shanghai melemah 0,19%, indeks Straits Times turun 0,52%, indeks Straits Times berkurang 0,35%, dan indeks Kospi jatuh 0,27%.

Adapun di pasar forex, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) penutupan pasar spot hari ini (23/10/2019) juga masih tertekan, meski dengan besaran yang lebih terbatas.

Pada Selasa (23/10/2019) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.050, alias melemah 0,09% atau 13 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono, kepada CNBC Indonesia, mengataka pelaku ekonomi tidak terlalu optimistis dilihat dari pergerakan IHSG hari ini yang berada di zona merah.

“Sebagai pengusaha kami fokus kepada menteri ekonomi. Pasar saham terlihat merah, walaupun bursa saham yang lain merah. Tapi ini artinya pasar menanggapi dingin-dingin saja. Kita menghadapi problem jangka pendek yang berat. Dengan komposisi menteri ini, tampaknya kita tidak terlalu optimistis,” ujar Iwantono, Rabu (23/10/2019).

Dia memaparkan, dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat seperti saat ini, kuncinya adalah investasi yang harus digenjot. Sementara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dipegang oleh Bahlil Lahadalia.

“Saya tidak under estimate dengan Bahlil, tapi harusnya investasi dipegang orang yang punya pengalaman internasional. Tentu Bahlil walaupun pengusaha, masih harus diuji, apakah memiliki kemampuan ke arah sana. Sebab investasi adalah kunci untuk memajukan ekonomi,” papar Iwantono.

Kemudian variabel kedua untuk menggenjot ekonomi adalah ekspor, yang menjadi domain menteri perdagangan yang saat ini diduduki oleh Agus Suparmanto.

“Saya tidak tahu Agus Suparmanto ini siapa. Harusnya menteri perdagangan dipegang oleh orang yang berpengalaman. Airlangga Hartarto harusnya lebih pas untuk posisi Menteri Perdagangan,” jelasnya. (*)

Sumber: CNBCIndonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Blusukan ke Tempat Bencana Alam di Tegalwaru, Bunda Wardah Salurkan Bantuan untuk Masyarakat

Karawang – Bencana alam menimpa masyarakat di Karawang. Tepatnya di ...