BANDUNG– Bupati Karawang, dr. Hj. Cellica Nurrachadiana bersama Kapolres Karawang, AKBP. Nuredy Irwansyah melakukan pertemuan dengan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (2/8/2019).
Pertemuan tersebut membahas dampak dari kebocoran minyak mentah dari Pertamina Hulu Energi Off-shore North West Java (PHE ONWJ). Dalam laporannya, Bupati Karawang menyampaikan kondisi terkini pesisir pantai utara Karawang yang terpapar minyak mentah tersebut.
Bupati Cellica menjelaskan, proses pembersihan minyak di pantai utara Karawang masih berlangsung. Proses pengangkutan dilakukan oleh petugas dari Pertamina dan dibantu oleh warga setempat.
“Sedikit melaporkan, bahwa sudah 1.800 ton limbah minyak yang diangkut. Setiap hari rata-rata ada 2.000 karung limbah minyak yang diangkut warga setempat,” kata Bupati.
Sementara, dampak kesehatan yang dialami warga sekitar tumpahan minyak tersebut rata-rata mengalami gangguan pernafasan yakni ISPA.
“Ada 700 warga yang kena ISPA. Hal itu membuat kami menginstruksikan untuk mendirikan posko kesehatan. Tenaga berasal dari petugas kesehatan puskesmas dan dinas kesehatan,” ungkap Bupati.
Tak hanya ISPA, penyakit yang timbul lainnya diduga karena dampak tumpahan minyak tersebut adalah gatal-gatal. “Kemungkinan karena tercemarnya air bersih. Dampak kesehatan ini yang jadi konsen kami,” ujarnya.
Sementara, dampak lain yakni aktivitas para nelayan yang terganggu dan membuat mereka kehilangan pekerjaan sementara. Dijelaskan, ada 5.675 nelayan dari 12 muara. Rata-rata nelayan per hari bisa mendapatkan tangkapan ikan atau udang sebanyak 8 kilogram. Kerugian juga dialami oleh petambak garam setempat.
“Selama 15 hari ini para nelayan tidak mendapatkan kepastian. Kami tidak membebankan pertamina. Tapi setidaknya perhatikan warga kami,” katanya.
Sementara Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, agenda pertemuan dirinya dengan Bupati Karawang dan Pemerintah Kabupaten Bekasi adalah untuk mencari solusi. Ia juga bakal menerjunkan tim untuk memeriksa kualitas ikan agar ikan yang dikonsumsi tidak berbahaya.
“Yang harus di recovery ekonomi warga, sosial dan dampak psikologis. Intinya sampaikan ke publik, musibah ini ditangani sangat terkoordinasi oleh Pertamina, Pemprov, dan Pemkab Karawang maupun Bekasi,” ujar Kang Emil. (cim/rls)