KARAWANG– Rencana festival Goyang Karawang Internasional yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyedot biaya milyaran rupiah dari APBD Kabupaten Karawang Tahun 2019. Bahkan penyelenggara atau Event Organizer (EO) festival itu sekelas internasional.
Publik mulai menyoroti besarnya biaya tersebut. Belum lagi hal lainnya tidak melibatkan orang lokal dalam hajatan besar Kabupaten Karawang. Ditambahkan tempat untuk acara tersebut di Galuh Mas, bukan di Kampung Budaya yang menjadi ikon Kebudayaan di Karawang.
Nace Permana, Ketua LSM Lodaya di Karawang menyoroti hal itu. “Terlepas dari proses hukum yang menimpa kampung budaya saat ini, Kampung Budaya Karawang adalah tempat yang dibangun pemerintah daerah Kabupaten Karawang untuk menjadi ikon terdepan yang menggambarkan kebudayaan dan pariwisata Karawang. Sehingga dinilai sangat pantas untuk digunakan sebagai tempat diselenggarakannya gelaran Festival Budaya Karawang,”kata Nace Permana, kepada media.
Nace menjelaskan, representatif atau tidak kan tergantung pemeliharan. kenapa pihak kampung budaya tidak memelihara aset secara maksimal sebelumnya, jika kepala dinas berdalih belum layak. Ia juga pertanyakan kenapa selama ini kampung budaya dibiarkan saja dan tidak diurus dengan baik.
“Perihal masalah penginapan akomodasi dan lainnya, di sekitaran kampung budaya pun di sepanjang jalan Interchange Karawang Barat, hotel-hotel berbintang juga banyak, jadi tidak ada alasan tidak representatif bagi para tamu mancanegara yang akan menginap nanti,” tegasnya.
Nace juga menyindir adanya bisnis pihak Galuh Mas dengan Pemda. “Kita tidak tahu apakah ada kepentingan lain, artinya kepentingan bisnis antara Pemda dengan pihak Galuh. Yang jelas dengan anggaran Rp 2,5 miliar ini harus dapat memberikan efek baik kepada perkembangan budaya kesenian masyarakat Karawang, maupun ekonomi masyarakat Karawang,” jelasnya.
Menurut Nace, kondisi Kampung Budaya saat ini yang tidak dirawat dengan maksimal, menjadi kendala festival dengan ajang berkelas internasional ini tidak digelar di sana.
“Seharusnya, Kampung Budaya ini menjadi miniatur kota Karawang dengan berbagai workshop budaya khas Karawang di dalamnya. Dan kegiatan ini dijadikan momen oleh Pemkab Karawang untuk mengembangkan kampung budaya lebih maksimal lagi,” ujarnya.
“Selama ini kampung budaya seakan tidak terawat, sementara lokasinya dekat dengan gerbang Karawang, sehingga saat ini kodisi kampung budaya sudah berubah menjadi kampung buaya,” tandas Nace.
Seperti diketahui, Diparbud memilih lokasi festival itu di Lapang Galuh Mas dimulai tanggal 26 hingga 29 September 2019. Informasinya, acara itu berupaBazar – Pameran – Seni Tradisional Karawang, Tarian Nusantara [ Papua, Bali, Jakarta, Jawa Barat, Dan Banten, Tarian Mancanegara (Amerika, Prancis, Mesir, Australia, Jepang, India, China, Korea Selatan, Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darusalam dan Vietnam). Ditambahkan lagi acara Rekor Muri Goyang Karawang sebanyak 10.000 Penari Goyang Karawang.(cim)