KARAWANG – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa Satu Power Cilamaya dipresik selesai tahun 2022. Pasalnya proyek itu diperuntukan kebutuhan listrik 1.760 MW.
progres pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 di Kecamatan Cilamaya Wetan, baru 13 persen per Mei ini. Mega proyek yang akan suplai listrik berbasis LNG dengan zero emisi itu, ditarget rampung pada 2022 untuk kebutuhan listrik 1.760 MW.
Menurut Externail Affair PT Jawa Satu Power (JSP), Tig Yulianto, sejak di resmikan Groundbaking Desember lalu progres pembangunan baru sampai 13 persen.
“Kalau target mudah- mudahan 2022 selesai,” katanya, di acara buka puasa bersama PWI Karawang do Caffe Lapak Ngopi, Jalan Panatayudha, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat.
Namun Tig Yulianto, mengharapkan pembangunan itu rampung sebelum tahun 2022. Meskipun ditarget rampung 2022, PLTGU yang tidak mengandalkan bahan bakar fosil ini diharapkan bisa selesai lebih cepat.
Lanjut dia, garapannya dilakukan oleh EPC atau kontraktor seperti General Elektrik (GE) Power, Samsung C&T dan PT Meindo.
Karenanya, proyek Sutet yang transmisinya ada 118 Sutet yang membentang dari Cilamaya sampai Cibatu Bekasi.
“Kami sedang menggenjot setiap tahapannya, termasuk rekrutmen tenaga kerja lokal yang baru 607 orang per 29 April kemarin sesuai kebutuhan EPC. Kita harap EPC bisa mengerjakannya lebih cepat, ” harapnya.
Masih menurut Tig, sementara Pipa yang membentang puluhan kilometer dari Cilamaya sampai laut Muara dengan Offshore. Ternyata sampai ke wilayah laut administrasi Kabupaten Subang, khususnya untuk ploating FSRU yang akan menampung LNG dari Papua.
“Di lokasi inilah nanti ada peran dari SKK Migas, termasuk di Cilamaya juga akan ada sentuhan Dirjen Kelistrikan,” kata Tig menambahkan.
PLTGU Jawa 1 ini, bisa di chek, merupakan PLTGU satu-satunya yang lokasinya itu di area perkampungan yang banyak sawah, pemukiman, fasilitas pendidikan dan keagamaan dibanding wilayah Project PLTGU lainnya. Sehingga, diakuinya, banyak tantangan tersendiri dalam mengelola kearifan lokal di Cilamaya.
“Oleh karenanya, media ini penting untuk saling tukar pikiran, dan sering bersama untuk kelancaran proyek nasional di Karawang ini. Banyak tantangan dan kendalanya tersendiri, tapi kita akan selalu komunikasikan,”pungkasnya.(cim)