KARAWANG – Wacana perekrutan guru dari luar negeri dengan dalih memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia, disebut Ketua PGRI Kabupaten Karawang Nandang Mulyana, justru malah menambah derita guru terutama guru honorer.
“Jumlah guru di seluruh Indonesia cukup banyak, bahkan melebihi angka tiga juta. Sehingga, impor guru tidak perlu. Terus terang ada wacana impor guru sangat tidak bisa diterima secara akal. Kalau sampai ada impor guru, sementara guru honorer atau yang baru lulus masih mengantre begitu panjang, kami merasa sangat dilukai,” ujarnya
Nandang menilai impor guru bukan hanya mendatangkan masalah secara kuantitas, namun juga dari sisi ideologi, kesatuan dan persatuan, kebudayaan, serta penyiapan jangka panjang. Impor guru sama saja dengan tidak mempercayai kualitas sumber daya manusia dalam negeri.
Lanjutnya memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia bukan dengan mengimpor guru, melainkan membenahi pola rekrutmen yang selama ini membuat distribusi guru kurang merata. Terutama di wilayah pedalaman yang aksesnya cukup jauh dari pemerintah.
“Rekrutmen guru harus dilakukan secara sistematis. Apalagi sekarang akan ada pola PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) untuk guru honorer.” tandasnya.
“Ini yang mesti dilakukan secara kontinu, jangan ada pikiran untuk impor, karena guru itu bukan hanya transfer pengetahuan tapi juga mencakup aspek ideologi, nasionalisme, misi negara, dan seterusnya yang dikhawatirkan tidak paham dengan Indonesia,” pungkasnya.(her)