KARAWANG – Sejumlah petani di Kota Lumbung Padi meluapkan kesedihan mereka melalui media sosial Facebook. Dengan tujuan ada tanggapan dari Pemkab Karawang akan keluhannya tersebut.
Harga gabah atau padi anjlok itu membuat petani menangis. Pasalnya musim panen padi saat ini harganya cukup murah dibandingkan panen pada musim lalu. Tidak tanggung-tanggung harga padi yang murah itu kisaran Rp3.500 per kilogram sampai Rp4.000 per kilogram. Jika musim lalu harganya cukup stabil dari Rp5.000 sampai Rp6.000-an per kilogramnya.
Wida salah satunya yang menyampaikan keluhan itu. Menurutnya, memasuki musim panen kota yang dijuluki lumbung padi, kini dirasakan sebagaian besar petaninya menjerit karena harga gabah yang anjlok semakin murah.
“Belum lagi harus di hutang oleh tengkulak (calo pembeli padi-red),” katanya, Jumat 5 April 2019.
“Kasian nasib petani udah mah kerjanya cape, modal mahal, harga jualnya murah, yang harusnya murah itu tagihan listrik, bbm, mau sampai kapan seperti ini,” keluh Wida, lagi.
Lanjutnya masyarakat menuntut keadilan. Dimana harga beras saat ini tetap mahal, tagihan dan bbm mahal, tetapi penghasilan petani semakin mencekik.
Ia mengaku dari daerah Telukjambe, gabah turun. Apalagi kondisinya “ayeuh”.
“Gabah laku 36 gabah ketan posisi padi “ayeuh” sebelum “ayeuh” di terpa angin masih ditawar 45an. Tapi yang lain yang padi -nya masih berdiri tegak hanya laku 44 itu bisa dibilang fisiknya bagus. Biasanya normalnya 50-60 kalo ketan. Kalo gabah biasa 40-50,” jelasnya.
Masih menurut dia, ada beberapa alasan penentu harga. Dari mulai fisik gabah, stoknya terlalu banyak, atau ada beras impor. Jadi semuanya bisa membuat harga gabah murah.
“Ya pokoknya mah hampir semua petani di karawang mengeluhkan harga padi yang semakin anjlok sedangkan harga beras mahal,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan Vava (29), petani asal Telagasari. Kata dia, saat ini petani Karawang sedang menjerit. Harga gabah musim ini harga gabah anjlok, musim panen lalu bisa mencapai Rp5000 sampai Rp6000 per kilogram.
Namun sekarang ini panen banyak tidak laku. Bahkan sekali laku harga gabah itu Rp4000 per kilogram, dan ada juga yang mencapai Rp3.500 per kilogram.
“Itu pun di utang dibayar oleh tengkukak 3 bulan kemudian. Sementara biaya produksinya cukup besar,” pungkasnya.
Sementara ini Kepala Dinas Pertanian Karawang belum memberikan keterangan resmi akan anjloknya harga gabah di Karawang.(cim)