KARAWANG – Pemkab Karawang melalui Disparbud dan Komite Ekraf ingin memperluas penjualan produk dari pelaku Ekraf hingga ke tingkat internasional.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang bersama dengan Komite Ekonomi Kreatif mengadakan kegiatan Ekrafest sejak Kamis (12/12) hingga Sabtu (14/12) di Technomart. Kegiatan tersebut menampilkan 17 sub sektor yang terdapat di Ekonomi Kreatif. Selain itu melakukan promosi destinasi pariwisata yang bekerjasama dengan salah satu televisi nasional. diadakan Kepala Disparbud, Jaeni mengatakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran produk Ekraf hingga ekonomi.
“Hari ini ada dua agenda, pertama liputan dari TVRI Jakarta untuk promosi pariwisata di Karawang dan bekerjasama dengan komite Ekraf mengadakan Ekrafest 2024. Selain mempromosikan produk Ekraf, sehingga produk bisa ke tingkat nasional dan internasional. Dampaknya juga akan meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi pelaku Ekraf,” ujarnya Jumat (13/12).
Selanjutnya, kini telah ada produk Ekraf dari sub sektor kriya yang di pasarkan hingga tingkat internasional. Ia menjelaskan untuk produk Karasi 19 dari sub sektor kriya saat ini menunggu tindak lanjut dari sejumlah negara yang terdapat di dua benua sekaligus.
“Sudah ada, salah satunya sub sektor kriya di pengrajin batik sudah sampai menembus beberapa negara untuk fashion show lalu ada produk kriya Karasi 19 yang sampel produknya ke Amerika Latin serta Eropa,” jelasnya.
Setelah itu pihaknya sekarang melakukan evaluasi untuk semua sub sektor sebelum mengambil beberapa yang akan menjadi skala prioritas. Hal itu agar dapat menjadikan Karawang sebagai Kabupaten dan Kota di tingkat internasional.
“Mencari potensi yang ada dan akan di evaluasi. Ke depan tidak semua sub sektor akan kita dorong, akan ada beberapa sub sektor yang menjadi skala prioritas binaan. Seperti Kabupaten Bantul yang hanya berfokus mengembangkan di 4 sub sektor sehingga bisa menembus dunia,” terangnya.
Eka Budianto, pelaku Ekraf sub sektor kriya mengungkapkan telah mendapatkan dukungan dari pemerintah. Selanjutnya, untuk jumlah pelaku sub sektor kriya yang terdapat di Ekraf sebanyak 70 orang.
“Saya sangat terbantu terutama dari Deskranasda. Di sektor kriya Ekraf sudah ada 70 orang,” ungkapnya.
Dirinya menghasilkan produk miniatur dan hiasan kayu lainnya dari ukuran kecil hingga besar. Bahan yang digunakan berupa kayu bekas dari pabrik pensil. Penjualan produk itu telah mencapai Italia.
“Saya mengambil bahan kayu bekas yang sudah di oven dari pabrik pensil. Miniatur untuk yang tipe standart dengan skala 1 bandung 200 perlu waktu 2 minggu. Lebih banyak di online untuk pemasaran, sudah pernah sampai ke Italia. Ada pemesanan dari pengunjung Italia saat ikut pameran di Bandung. Ukuran kecil dijual 250 ribu,” tutupnya.(red/fj)