Desain Bangunan dari Anak Sekolah

KARAWANG – Siswa SMKN 1 Karawang mampu menghasilkan desain bangunan dan melakukan pameran.

Hasil karya desain rumah yang dibuat oleh siswa dan siswi dari SMK Negeri 1 Karawang ditampilkan ketika kegiatan Ekrafest. Ririn Nurfilah, Siswi Kelas XII SMKN 1 Karawang mengatakan membuat dua desain bangunan, pertama desain untuk rumah dengan waktu pengerjaan selama 1 bulan dan desain Masjid dengan pengerjaan selama 3 bulan. Seluruh proses pengerjaan dilakukan secara berkelompok. Awalnya mereka membuat sketsa secara manual, kemudian digambar untuk bentuk 2D dan terakhir bentuk 3D dengan bantuan software.

“Konsep diambil dari rumah langsung dan media sosial. Untuk pembuatan desaign rumah 1 bulan lebih tapi untuk masjid 3 bulan. Kita awalnya sketsa dan denah manual dulu setelah itu menggunakan aplikasi untuk pembuatan 3D nya,” ujarnya Jumat (13/12/2024).

Selama pembuatan desain, mengalami kesulitan saat pembuatan konsep. Meski begitu kesulitan tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka membuat karya yang indah. Karya ini pun telah mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah berupa penyediaan fasilitas yang dibutuhkan.

“Kesulitannya itu saat pembuatan konsep karena harus ada manfaat dari desain kami. Semua peralatan disediakan dari sekolah, desain ini memang tugas sekolah. Aku akan lanjut kuliah mengambil arsitektur karena bisa menuangkan ide,” jelasnya.

Sementara itu Rangga Adlan, Kepala Program SMKN 1 Karawang mengungkapkan sebelum mereka menghasilkan karya, telah diperkenalkan sistem aplikasi yang akan digunakan. Setelah itu melakukan proses adaptasi penggunaan aplikasi. Ia menyebutkan untuk pameran karya tersebut merupakan hasil dari siswa kelas XII dan alumni.

“Pengarahannya sudah disesuaikan dengan kurikulum, kesulitannya pertama dari adaptasi dari program aplikasi kemudian pengenalan tool di aplikasi. Pengenalan kami lakukan sejak kelas 10 dan karya yang ada sekarang dari kelas XII yang sudah dinilai guru dan alumni,” ungkapnya

Dirinya menegaskan untuk desain tidak akan diperjual belikan. Ia mengaku masih perlu adanya penambahan elemen di dalam desain yang telah dibuat.

“Tidak akan kami jual ke developer karena ini hanya untuk pembelajaran saja. Kalau mau dijual harus menambahkan elemen, kekurangannya dari segi waktu rendering sehingga di sekolah hanya sampai modelling saja. Karya di sini perlu waktu satu hari untuk rendering. Satu desain pembuatannya 6 bulan,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Setelah 3 Nama Calon Ketua Koni Muncul, Teranyar Guntar Mahardika Berniat Mencalonkan Diri

KARAWANG – Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) Komite Olahraga Nasional Indonesia ...