KARAWANG – Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang akan mulai melakukan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Jumat (8/11) dan akan berakhir pada tanggal 12 Desember. Kepala Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia, Dadan Nurdiansyah mengatakan untuk target yang tercantum di dalam RPJMD sebesar 12,1 persen, namun telah diberikan target khusus dari bupati sebesar 7 persen. Pemerintah telah melakukan berbagai program mulai dari Pemberian Makanan Tambahan (PMT) hingga pemberian edukasi bagi anak-anak.
“Survey status gizi bukan hanya stunting tapi yang menjadi sektor strategis itu stunting. Target yang tertera di dalam dokumen perencanaan RPJMD itu 12,1 persen tetapi ada target khusus dari bupati definitif di angka 7 persen. Sudah melakukan program kegiatan untuk mengintervensi dengan memberikan PMT, tablet tambah darah, memperbaiki sanitasi, air bersih, memberikan edukasi di sekolah,” ujarnya Kamis (7/11).
Dirinya mengaku untuk kenaikan angka stunting di tahun sebelumnya, dampak dari tidak adanya anggaran PMT. Kemudian untuk di tahun ini pemerintah akan menganggarkan PMT kembali dengan menggunakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) puskesmas dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia menambahkan PMT akan diberikan kepada balita gizi kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
“Tahun kemarin belum menganggarkan PMT dan menjadi pengaruh signifikan yang mengakibatkan stunting naik. Di tahun ini telah menganggarkan BOK puskesmas dan Kemenkes kemudian anggaran APBD untuk PMT bagi balita gizi kurang dan ibu hamil KEK,” tambahnya.
Ia menjelaskan anggaran yang berasal dari BOK sebesar 7,7 milliar dan APBD sebanyak 2,5 milliar. Sasaran yang akan diberikan PMT diambil dari data Bulan Penimbangan Balita.
“Untuk BOK puskesmas itu 7,7 milliar untuk 3.293 balita gizi kurang dan 1.843 ibu hamil KEK, anggaran dari APBD 2,5 milliar untuk 1500 balita gizi kurang dan 400 ibu hamil KEK. Datanya ini berasal dari bulan penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan. Jumlah balita di Karawang ada 190 ribu, hasil penimbangan balita terutama Bulan Agustus sudah 98 persen yang masuk data,” jelasnya
Meski akan mengutamakan sasaran yang berasal dari data, namun bagi balita yang belum terdaftar pun akan tetap diberikan PMT. Ia mengimbuhkan telah berkolaborasi dengan pemerintah kecamatan, TNI dan polri untuk menyisir balita yang belum dilakukan penimbangan
“Bagi yang belum terdata akan tetap diberikan, sekarang sudah berkolaborasi dengan camat, polisi dan TNI. Balita yang belum datang ke posyandu akan dilakukan penyisiran oleh Babinsa dan Babinkamtibmas. Pengukuran SSGI sudah komitmen akan dilakukan pendampingan dari Dinas Kesehatan dan DPPKB,” imbuhnya
Ia mengatakan kembali untuk lokasi SSGI akan dilakukan di 87 blok sensus dengan jumlah sasaran sebanyak 801 balita. Wilayah yang menjadi SSGI mulai dari Kecamatan Telukjambe Timur ada 6 desa, Tegalwaru 1 desa, Pangkalan 2, Karawang Timur 4 kelurahan, Karawang Barat 7 kelurahan, Majalaya 3 desa, Telagasari 3 desa, Rawamerta 1 desa, Rengasdengklok 4 desa, Kutawaluya 2 desa, Ciampel 1 desa, Klari 8 desa, Cikampek 4 desa, Kotabaru 5 desa, Purwasari 3 desa, Lemahabang 2 desa, Jatisari 2 desa, Banyusari 2 desa, Cilamaya Wetan 3 desa, Cilamaya Kulon 2 desa.
“Ada 87 blok sensus yang sudah ditetapkan oleh Kemenkes dengan 801 jumlah sasaran sampel balita di 30 kecamatan tetapi tidak di 309 desa dan kelurahan dengan jumlah puskesmas 48 unit yang masuk blok sensus. Penentuan blok sensus murni langsung dari kementrian, satu blok sensus maksimal 10 orang balita,” pungkasnya.(red/fj)