Pengolahan Sampah Organik menjadi Bahan yang Bermanfaat Bagi Petani

KARAWANG – Pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme yang bermanfaat untuk tanaman. Permasalahan sampah organik yang masih belum dapat diatasi oleh pemerintah Karawang menarik perhatian dari Mahasis Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang. Kemudian muncul ide untuk mulai mengolah sampah organik menjadi eco enzyme. Ketua panitia kegiatan diesnatalis Fakultas Pertanian, Ega Novitriyani mengatakan selain membuat eco enzyme, mereka pun telah menghasilkan sabun pembersih lantai yang berbahan dasar dari eco enzyme.

“Di Karawang permasalahan sampah organik masih belum teratasi dengan baik, sampah organik bisa dimanfaatkan dengan membuat eco enzyme. Kami mencoba produksi sendiri, dan diolah menjadi produk sabun pembersih lantai. Hanya sebagian saja yang sudah memanfaatkan,” ujarnya Jumat (18/10).

Meski telah beberapa kali mendapatkan pesanan produk, namun hingga sekarang masih merasa kesulitan dalam mengubah pemikiran dan meningkatkan kesadaran dari teman sebaya. Kemudian menjelaskan untuk bahan produksi diperoleh dari beberapa penjual buah dan sayur. Mereka telah melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan penjual tersebut, selanjutnya telah meletakan kantong plastik untuk memisahkan bahan yang akan digunakan. Ia mengaku hingga saat ini produk tersebut masih belum terdapat BPOM.

“Kesulitannya dari kesadaran mereka, untuk bahan tidak sulit di cari. Saat produksi selalu mengambil bahan dari penjual buah, jus, sayur dan lainnya. Kurang lebih sudah terjual lebih dari 10 pcs dan sudah open PO 2 kali, pernah ikut lomba pembuatan bisnis eco enzyme juga. Kalau sekarang belum ada BPOM nya,” tambahnya.

Bisnis positif itu telah mendapatkan dukungan penuh dari pihak dosen pembimbing. Dirinya menginginkan agar masyarakat mulai perlahan-lahan untuk memanfaatkan sampah organik.

“Dari pembimbing di UKM mendapatkan dukungan dan meminta untuk terus dikembangkan. Harapannya semakin banyak orang yang sadar tentang manfaat sampah organik untuk dampak yang lebih besar,” lanjutnya.

Sementara itu Siti Komalaningsih, Founder Komunitas Huma Eco Enzyme mengungkapkan meski ECO enzyme bukan pupuk, namun bahan yang digunakan mengandung unsur yang dapat dijadikan sebagai pupuk. Ia menghimbau kepada semua petani di Karawang untuk mulai perlahan menggunakan eco enzyme sebagai pupuk.

“Adanya mahasiswa yang mulai tertarik dengan ECO enzyme mulai membantu pemikiran petani untuk menggunakan eco enzyme dan mulai meninggalkan pupuk bahan kimia. Walaupun bukan pupuk tetapi mengandung unsur NPK, misalkan daun kelor, kulit buah-buahan dan sayur,” ungkapnya.

Ia mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah ketika melakukan kegiatan dan produksi. Kemudian kendala lainnya terletak di dana operasional yang digunakan.

“Bergeraknya tanpa dukungan siapapun, rasa prihatin melihat retail yang membuang buah dan sayur ke tempat sampah tapi saat mengambil dan mengolahnya juga membutuhkan dana. Kalau bantuan alat belum ada sampai sekarang. Harapannya dari pemerintah mulai ikut mendukung kegiatan pengolahan ini,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Konsisten Memberikan Layanan Prima, JNE Raih Indonesia Most Trusted Companies Award 2024

Faktajabar.co.id – Dalam momen istimewa menyambut HUT ke- 34 yang ...