KARAWANG – Job fair diadakan tidak hanya untuk orang normal saja, namun ada juga lowongan bagi disabilitas.
Memperingati Hari Ulangtahun Karawang ke 391, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengadakan job fair dengan jumlah lowongan lebih dari 1000, PKWT 920, pemagangan 246. Sekretaris Disnakertrans Karawang, Irma Hermayati mengatakan melalui job fair dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi pekerjaan. Total perusahaan yang bergabung di kegiatan ada 85.
“Alhamdulillah untuk job fair saat ini ada lebih dari 1000 lowongan dari 7 perusahaan baik itu untuk PKWT maupun pemagangan dalam negeri. Ada 920 lowongan PKWT dengan 70 perusahaan, ada 8 perusahaan untuk pemagangan dengan 246 lowongan,” ujarnya Kamis (12/9).
Irma menegaskan bagi warga di luar Karawang tidak dapat mengikuti pelaksanaannya. Meski telah dilakukan peresmian pembukaan pada hari ini, namun hari pertama akan berlangsung pada Sabtu (14/9) hingga Senin (30/9).
“Ini khusus untuk warga Karawang karena di dalam info loker wajib mempunyai KTP Karawang. Salah satu tujuan untuk melindungi masyarakat, jangan sampai banyak perusahaan tapi masyarakat Karawang menjadi penonton,” tegasnya.
Bukan hanya bagi orang normal, namun tersedia pula lowongan untuk penyandang disabilitas. Salah satu lowongan tersedia di PT. Alfaria. Jumlah yang tersedia hanya ada 10 orang. Selain itu terdapat juga di PT. Changsin.
“Penyandang disabilitas untuk job fair ini lowongannya ada di Alfaria dengan jumlah 10 orang. Sudah ada sekitar 400 orang yang terserap di beberapa perusahaan.
Kemudian di tempat berbeda, Rosmalia Dewi, Kepala Disnakertrans mengungkapkan persyaratan yang diberikan bagi disabilitas akan disesuaikan dengan posisi di perusahaan masing-masing. Selain menyediakan pekerjaan, pihaknya juga ingin membangun gedung Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memberikan kemudahan dan memperluas bidang pekerjaan bagi mereka.
“Tidak menggunakan kursi roda dan tidak buta, dan syaratnya lainnya ada di perusahaan masing-masing sesuai dengan posisi karena selain untuk bekerja tapi akses menuju tempat kerja juga harus diperhitungkan. Ke depan saya akan membuat Unit Layanan Disabilitas (ULD), bukan hanya untuk ditempatkan di perusahaan tetapi untuk berwirausaha, dan pekerjaan lain yang masih memungkinkan,” ungkapnya.
Ia menyebutkan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dalam mendapatkan data penyandang disabilitas. Setelah itu dilaksanakan pemberian informasi lowongan pekerjaan. Hingga sekarang sudah ada 382 orang disabilitas terserap di perusahaan.
“Kita informasikan kepada mereka tetapi perusahan yang akan tetap melakukan seleksi. Dalam setahun ini ada 382 orang di berbagai perusahaan, mayoritas di Changsin, Alfa, Unicharm. Untuk menyadarkan mereka itu tidak mudah,” jelasnya.
Sementara itu Sri Yola Tiska, Recruitmen and Assesment Supervisor PT. Alfaria menyampaikan ada dua posisi yang disediakan. Ketika pelamar telah lolos proses seleksi maka akan diberikan training selama 9 dan 3 hari di masing-masing posisi. Bagi penyandang tunarungu berat, tunadaksa berat serta tuna netra total tidak dapat mengikuti proses seleksi
“Untuk disabilitas kami siapkan 10 orang posisi crew dan Helper. Kalau untuk crew itu 9 hari training dan Helper gudang 3 hari. Di kami ada tunarungu ringan, tuna wicara dan tuna daksa ringan, kalau tuna netra kita bisa tetapi yang hanya 1 matanya masih bisa melihat,” paparnya.
Sejauh ini telah da 48 orang karyawan berkebutuhan khusus dengan rincian 10 orang perempuan dan 38 laki-laki. Penyiangan tuna daksa dapat ditempatkan di jabatan kasir dan akan dibantu oleh penyandang tunarungu.
“Kita ada 48 orang sekarang karyawan disabilitas, perempuan ada 10 dan sisanya laki-laki karena untuk di gudang. Kalau untuk di kami tidak ada pembedanya, kalau tuna daksa masih bisa di kasir dan tunarungu yang sudah lama juga bisa membantu di kasir,” lanjutnya.
Ia mengaku pernah terjadi adanya pelanggan yang komplen akibat karyawan tunarungu yang tidak merespon. Kemudian setelah dijelaskan oleh manager toko, maka pelanggaran tersebut dapat memahami. Melalui kejadian itu, tim perusahaan akhirnya membuat logo alfability bagi mereka.
“Dulu pernah ada yang komplen tapi sekarang sudah tidak ada. Kami sampai membuat lambang alfability sebagai penanda dan pelanggan mengetahui kalau karyawan tersebut disabilitas. Mereka rajin karena merasa dihargai dan kami tidak membedakan. Asuransi BPJS juga kami berikan. Setiap tahun kita bertambah terus jumlahnya, penambahannya kita mengikuti aturan dari pemerintah tapi tetap kita lebihkan 1 sampai 2 orang,” pungkasnya.(red/fj)