Dinas Kesehatan Mengambil Langkah untuk Pencegahan Angka Stunting Baru

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Karawang, dr. Nurmala Hasanah

KARAWANG – Adanya data stunting yang tinggi di Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan mengambil langkah untuk melakukan pencegahan adanya angka stunting baru

Adanya data stunting yang tinggi di Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan mengambil langkah untuk melakukan pencegahan adanya angka stunting baru. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, dr.Nurmala Hasanah menyampaikan langkah pencegahan tersebut menggunakan anggaran dari APBN serta APBD. Ia menambahkan untuk anggaran yang berasal dari APBN digunakan untuk kegiatan Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil KEK serta balita yang mengalami permasalahan gizi.

“Jadi memang kita sebenarnya tidak sendiri untuk penanganan stunting, ada tim TPPS tingkat kabupaten hingga desa. Kalau untuk dinas kesehatan sendiri, Alhamdulillah kita mendapatkan anggaran dari APBN dan APBD. Untuk APBN masuk ke BOK Puskesmas dan sudah berjalan kegiatannya mulai dari Bulan Juni pertengahan terkait pemberian PMT untuk ibu hamil KEK dan balita yang bermasalah gizi yang Kita sebut dengan Layanan Edukasi Serta Intervensi Makanan Cegah Stunting Untuk Ibu Hamil dan Balita (Leuit Kacinta). Kita sudah memulai pemberian makanan tambahan ini, mudah-mudahan bisa tercapai ada penurunan prevalensi stunting kita di tahun 2024,” ujarnya Senin (19/8)

Kegiatan tersebut berkolaborasi juga dengan kelompok masyarakat. Ia menjelaskan kegiatan berupa pembuatan makanan serta penyaluran makanan kepada sasaran. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan dan monitoring dari kader. Ia menegaskan untuk program yang dilakukan oleh dinas kesehatan berfokus pada pencegahan munculnya angka stunting baru.

“Kita berkolaborasi dengan kelompok masyarakat. Jadi kelompok masyarakat yang memasaknya dan juga memberikan kepada sasaran. Kemudian ada pendampingan dari para kader untuk memonitoring kegiatan ini. Anggaran ada dari APBN dan APBD. Untuk APBD kita belum gunakan sampai sekarang, kita masih menggunakan yang APBN terlebih dahulu. Melalui puskesmas program dinas kesehatan ini tidak memberikan makanan tambahan untuk yang stunting tetapi diberikan untuk pencegahan sehingga kita berikan ke ibu hamil KEK dan balita yang bermasalah gizi seperti gizi kurang, berat badan yang tidak naik dan berat badan kurang. Kita berharap dari ibu hamil KEK ini tidak lahir bayi stunting dan dari balita yang bermasalah gizi ini tidak masuk ke stunting. Kita berharap tidak ada stunting yang baru,” jelasnya.

Ia menerangkan untuk pembuatan makanan telah disesuaikan dengan buku menu yang telah ada. Kemudian untuk tekstur makanan pun telah disesuaikan dengan usia balita. Menu yang diberikan juga bervariasi setiap hari. Selain itu dilakukan evaluasi per satu minggu untuk menu yang diberikan.

“Kelompok masyarakat memberikan makanan, memonitoring dan mengevaluasi sasaran. Kita juga sudah membuat banyak menu makanan, jadi menunya bervariasi. Kita buat untuk usia 6 sampai 9 bulan, 10 bulan sampai 1 tahun dan 1 tahun lebih karena kelunakan makanannya dan kebutuhan gizinya berbeda tiap umur. Contoh makanan untuk usia kurang dari 1 tahun berbeda dengan usia yang lebih dari 1 tahun. Para kader menyampaikan makanan segera ke sasaran supaya bisa segera dikonsumsi sehingga kualitas makanan bisa terjaga. Pembuatan menu di evaluasi per Minggu dan setiap hari ada jadwal menunya. Supaya tidak bosan dan kandungan gizinya berbeda. Makanan yang kita berikan bukan makanan lengkap terus, tapi 6 hari makanan kudapan dengan tinggi protein dan hari ke 7 makanan lengkap. Kita sudah membuat buku menu makanannya. Kita juga ada petugas gizi puskesmas yang mendampingi untuk memperhatikan kandungan gizi dari makanannya,” terangnya.

Selain memberikan PMT, Dinas Kesehatan pun telah memberikan pelatihan kepada kader terkait tata cara menimbang, edukasi masyarakat sampai dengan cara penanganan. Melalui seluruh program yang dilakukan tersebut, Nurmala berharap tidak ada angka stunting baru yang muncul ketika survey dari kementrian terlaksana.

“Kita sekarang sedang bulan penimbangan balita untuk Bulan Agustus, rencananya dari Kemenkes akan ada survey SSGI lagi. Mudah-mudahan dari hasil survey ini kita ada penurunan. Selain memberikan makanan tambahan, kita juga sudah melatih 6 angkatan kader terdiri dari kader posyandu dan Paud juga terkait edukasi asupan gizi, cara mengukur dan cara penanganannya supaya tidak ada stunting baru. Satu angkatan diberikan pelatihan selama 2 hari,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

PWI Jabar Kutuk Kerak Pelaku Pengeroyokan Wartawan

Faktajabar.co.id – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat ...