KARAWANG– Candi Serut yang terletak di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang masih belum diketahui oleh masyarakat, akses jalan menuju lokasi masih sulit hingga sekarang.
Candi Serut yang terletak di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang masih belum diketahui oleh masyarakat. Tidak hanya itu akses jalan menuju lokasi pun masih bebatuan dan minim lampu penerangan jalan. Juru Pelihara Candi Serut, Nasri Supriadi menyampaikan terdapat 5 titik di Candi Serut. Titik pertama yang dilakukan ekskavasi pada tahun 2000 berada di titik 1A. Selanjutnya tahun 2022 melakukan ekskavasi kembali di titik 1B. Kemudian tahun 2023 melakukan ekskavasi di titik 1D dan akan dilanjutkan pada Oktober 2024.
“Candi Serut ini ada 5 titik, ada titik 1A, 1B, 1C, 1D dan 1E. Untuk ekskavasi pertama itu dilakukan sekitar tahun 2000 kemudian awal pemugaran di titik 1A itu di awal tahun 2007 dan terhenti di tahun 2010. Titik 1B kita ekskavasi di tahun 2022 dan terhenti 1 tahun kemudian pindah ekskavasi di titik 1D, insyallah akan dilanjutkan ekskavasi 1D di Bulan Oktober. Dari tahun 2003 sampai saat ini kita sudah beralih ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, jadi nanti ekskavasi akan dilakukan oleh BPK Wilayah IX,” ujarnya.
Ia mengaku untuk jumlah pengunjung yang datang masih sedikit hingga sekarang. Hal itu disebabkan oleh akses jalan yang belum diperbaiki dan diperlebar serta penataan yang belum selesai. Ia mempunyai harapan agar pemerintah dapat melakukan perbaikan akses jalan.
“Masyarakat terdekat di sini sudah tahu tapi belum banyak yang tahu karena memang akses jalan ke arah sini masih belum ada. Satu bulan juga jarang pengunjung, karena pertama belum selesai penataan. Pengunjung disini bisa dihitung dengan jari, hanya masyarakat lokal saja yang datang. Luas wilayah yang sudah kita bebaskan hanya setengah hektare saja. Harapan sebenarnya dari dulu ada akses jalan dari situs lain ke Candi Serut jadi pengunjung tidak perlu berputar arah, kalau ada akses jalan pengunjung akan lebih mudah dan perbaikan serta pelebaran jalan utama. Kalau untuk arah ke sini belum ada sentuhan tangan dari pemerintah,” jelasnya.
Ia pun menerangkan penamaan candi tersebut berasal dari masyarakat lokal. Masyarakat sekitar memberikan nama Candi Serut berawal dari adanya pohon serut yang berada di gundukan tanah. Ada pula pemberian nama yang berasal dari peneliti.
“Kalau untuk penamaan banyak dari masyarakat lokal, tapi kita tidak tahu karena sejarahnya sudah terputus. Ada versi dari peneliti, memberikan nama sesuai daerahnya. Dulu administrasinya itu Desa Telagajaya namun sekarang sudah berubah menjadi Telukbuyung, jadi memberikan namanya tetap Telagajaya. Penamaan Candi Serut karena identiknya ada pohon serut sebelum di ekskavasi,” terangnya.
Berdasarkan hasil penelitian, candi tersebut telah ada sejak pertengahan abad ke V Masehi. Candi ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Nasri mengatakan untuk perawatan candi selama ini menggunakan anggaran mandiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah.
“Kalau kawasan situs percandian Batujaya itu materialnya dari batu bata merah. Percandian Batujaya ini peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara. Perawatan kami mandiri, pemerintah tidak memberikan bantuan perawatan. Berdasarkan hasil penelitian, Candi Serut ini ada sejak tahun 430 Masehi jadi pertengahan abad ke 5,” pungkasnya.(red/fj)