Kondisi Agustina Mulyana Setelah Mengalami Kecelakaan Kerja

KARAWANG – Agus Mulyana (29) salah satu korban masih dalam kondisi lemas, mata merah, merasa mual dan kepala pusing serta masih mengeluarkan cairan berwarna hitam

Kondisi Agus Mulyana (29), salah satu korban dari dugaan kasus kecelakaan kerja PT. Multidaya Putra Sejahtera saat ini masih mengalami rasa mual dan sakit kepala. Korban tersebut pun masih mengeluarkan cairan hitam yang berasal dari lambung akibat menelan air yang mengandung bahan kimia. Korban telah dipasang selang NGT yang bertujuan untuk mengeluarkan cairan hitam dari lambung. Setelah itu pasien diminta untuk menjalani puasa hingga lambung bersih dari cairan. Selang NGT tersebut sepanjang 30 centimeter dan dimasukkan melalui hidung.

Agus Mulyana menyampaikan saat kejadian, ia merupakan orang pertama yang masuk ke dalam toren air. Kondisi di dalam toren pun sudah mengeluarkan bau. Ketika membersihkan toren tersebut air di dalam toren sudah ada yang terminum. Ketika ditemui pun korban masih dalam kondisi lemas dan diberikan obat pereda mual.

“Sudah bau itu mata juga sudah perih, kepala pusing. Saya mau naik lagi tapi sudah tidak sanggup karena badan lemas akhirnya pingsan dan jatuh di dalam toren. Airnya juga sempat terminum. Toren itu isinya bahan kimia untuk membuat pupuk cair. Waktu awal sadar sudah ada di rumah sakit dan merasakan sesak nafas, perut mual,” ujarnya.

Dicky Komaruzaman (32), adik ipar korban mengungkapkan pertama kali mendoakan informasi tersebut berasal dari pihak perusahaan. Ia memperoleh informasi ketika ingin berangkat kerja. Kondisi pertama ketika korban tiba di Rumah Sakit Proklamasi sudah dalam kondisi yang pucat dan mengeluarkan cairan hitam.

“Dari orang pabrik langsung datang ke rumah dan kaget waktu pertama kali dapat informasi. Saat mendapatkan informasi itu saya mau berangkat kerja. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Proklamasi sama pihak pabrik, tapi sebelum dibawa ke rumah sakit dibersihkan terlebih dahulu pakai air galon. Kondisi pertama juga wajahnya pucat dan muntah cairan hitam,” ungkapnya.

Selanjutnya pada pukul 15.00 korban dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawnag untuk mendapatkan penanganan dengan peralatan lengkap. Setelah kejadian ini, Dicky mengaku pihak perusahaan tidak melepaskan tanggungjawab, namun masih tetap intens melakukan komunikasi dengan keluarga. Biaya pengobatan korban pun ditanggung penuh oleh perusahaan.

“Waktu di Rumah Sakit Proklamasi Diki hanya bisa membuka mata saja dan pukul 3 sore dipindahkan ke RSUD karena peralatan di rumah sakit sebelumnya kurang lengkap. Alhamdulilah dari perusahaan kooperatif dan selalu bisa dihubungi. Bahkan pihak perusahaan selalu menanyakan perkembangan kondisi korban. Biaya pengobatan juga ditanggung penuh sama perusahaan,” tutupnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...