Pelatihan Paket Wisata Disparbud Karawang

Kantor Disparbud Karawang

KARAWANG – Pemberian pelatihan paket wisata kepada 25 peserta yang terdiri dari 14 Pokdarwis lama serta beberapa restoran, tempat carnival dan Pokdarwis yang baru saja terbentuk

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang memberikan pelatihan paket wisata kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) lama, restoran, carnival, Pokdarwis baru. Ada sebanyak 25 peserta yang mengikuti kegiatan. Asep Supriadi, Kepala Seksi Kelembagaan dan Kemitraan menyampaikan melalui kegiatan tersebut dapat menciptakan perluasan jejaring di antara Pokdarwis.

“Alhamdulillah kita pokdarwis baru ada 14 tapi kita 25, kita melibatkan restoran, carnival dan yang baru. Awalnya mereka bertanya, suka banyak tamu dari negara lain. Saya berharap tamu berkunjung mereka dapat menawarkan paket wisata yang dimiliki. Respon mereka baik bahkan mereka mengucapkan terimakasih karena sangat membantu dan langsung diaplikasikan untuk langsung mencoba paket wisata yang mereka buat dari situ terjadi jejaring,” ujarnya.

Ia memberikan contoh seperti wisata kopi di bagian wilayah selatan dapat dikolaborasikan dengan wisata alam seperti tracking sepeda. Kemudian juga dapat memberikan wisata ke Curug hingga pembuatan kopi. Asep menjelaskan melalui pelatihan itu diharapkan agar pengetahuan pengurus dan anggota pokdarwis dapat terbuka. Selanjutnya dapat memberikan diskon kepada pengunjung

“Kita ambil contoh kopi karena sudah berjalan, mereka dalam satu hari ada tracking ada sepeda. Mereka menawarkan akan dibawa keliling ke Cigentis kemudian dibawa ke kebun kopi untuk memetik dan membuat kopi sendiri. Saat ini baru di Cigentis di Desa Mekarbuana. Alhamdulillah wawasan mereka jadi terbuka dan tidak mengatasnamakan sendiri. Kalau ada paket akan ada diskon setelah adanya paket wisata, sebagai salah satu cara marketing,” jelasnya.

Setelah diberikan pelatihan, Disparbud akan tetap melakukan monitoring kepada semua peserta. Selanjutnya diberikan waktu selama 1 bulan sudah wajib untuk menerapkan ilmu yang diberikan. Tidak hanya itu, semua peserta pun diwajibkan untuk memberikan data perkembangan.

“Saya menargetkan kepada mereka satu bulan sudah ada aksi nyata. Saya berharap dengan ada pelatihan akan muncul ide mereka untuk melakukan jejaring. Berakhir juga untuk peningkatan PAD. Selain pad kita berharap dengan adanya paket itu pendapatan masyarakat akan meningkat. Saya meminta kepada mereka untuk memberikan data kepada kami, dalam satu Minggu ini juga kami akan terus berkoordinasi. Ini kegiatan untuk mereka bukan untuk kami,” tambahnya.

Ia melanjutkan terdapat kendala dalam memberikan paket wisata tersebut. Kendala itu terletak ketika proses menghitung pengeluaran yang akan digunakan dari masing-masing peserta. Ia menegaskan untuk paket wisata yang diberikan tidak diperbolehkan satu bidang saja.

“Ada kendala dalam pengerjaan karena harus menghitung pengeluaran. Mereka akan berbagi informasi. Tidak, silahkan mereka yang negosiasi sendiri. Kami sengaja membuat hal seperti itu, kita tidak membatasi mereka. Kalau bisa paket wisata harus di campur jangan satu bidang saja dalam waktu yang sama. Kami akan terus gencarkan untuk mereka dapat membuat paket wisata. Setelah ini kami akan adakan sosialisasi tentang Sapta wisata dengan peserta yang sama supaya mereka dapat mendelegasikan ilmunya kepada anggotanya,” tambahnya.

Setelah mengadakan pelatihan paket wisata, Disparbud akan mengadakan sosialisasi Sadar Wisata Sapta Pesona pada akhir Juni 2024. Sosialisasi itu akan membahas terkait mengelola tempat wisata selain mengutamakan keuntungan yang diperoleh.

“Insyallah untuk sosialisasi sadar wisata Sapta Pesona akan dilakukan pada akhir bulan ini. Kalau paket wisata kita tentang pelatihan cara membuat paket wisata, kita tidak bisa menjual satu daya tarik. Kalau sadar wisata Sapta pesona, saya berharap walaupun mereka mengikuti pada finansial tetapi mengesampingkan Sapta pesona. Dalam wisata, Sapta pesona itu modal dasar. Kita harus bisa regenerasi tourisme dan harus tetap menjaga lingkungan. Agar tetap aman, indah, bersih, menjaga keberlangsungan. Misalkan di satu tempat sedang ramai motor crosss, tetapi tempat masyarakat setempat menjadi rusak. Regenerasi tourisme adalah mengembangkan kembali tempat yang sudah rusak,” imbuhnya.

Ia mempunyai harapan agar melalui pokdarwis, ekonomi masyarakat di sekitar tempat wisata dapat meningkat. Kemudian dapat tercipta Community best tourisme.

“Kami berharap kepada teman-teman Pokdarwis untuk dapat memanfaatkan wawasan yang diberikan. Mereka harus sadar Sapta pesona jangan hanya mementingkan keuntungan saja. Adanya pariwisata masyarakat setempat harus tumbuh, misalkan awalnya pendapatan masyarakat hanya satu bulan 100.000 dapat meningkat menjadi 1.000.000. Community best tourisme adalah wisata yang berbasiskan masyarakat. Supaya mereka dapat membuka wawasannya,” tutupnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

JNE Menggelar JLC Member Gathering 2024 di Bandung

Faktajabar.co.id – Terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. ...