KARAWANG – Setelah melakukan peresmkan desa kreatif, maka untuk pengembangan desa kreatif dibutuhkan peran dari semua pihak
Peresmian desa kreatif di Karawang baru saja selesai dilakukan. Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang, Zaeni menyampaikan selain melakukan peresmian, Disparbud pun masih melakukan kegiatan kurasi seni pertunjukkan tradisional. Ia menjelaskan seluruh kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi.
“Ini kegiatan ada dua, satunya leading sektornya bidang ekonomi kreatif dengan kegiatan kurasi seni pertunjukkan dan satunya launching desa kreatif. Kita padu kegiatan karena kita di arakan oleh bupati untuk mengkolaborasikan setiap kegiatan dan lintas sektoral. Semua kegiatan ini berkolaborasi tentunya,” ujarnya Rabu (29/5)
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Fazriyan Wardani Adhitya mengungkapkan setelah melakukan peresmian tersebut masih diperlukan adanya koordinasi dari seluruh pentahelix. Ia menjelaskan dibutuhkan peran dari DPMD untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat desa, kemudian dari dinas koperasi dan UKM untuk mendorong adanya legalitas dan kemasan produk. Selanjutnya dari dinas perindustrian dan perdagangan serta dinas pertanian.
“Launching desa kreatif ini untuk kategori inisiatif. Ketika sebuah desa kreatif ini ingin meningkatkan kategori diperlukan kolaborasi dari pentahelix. Di pemerintah harus ada kolaborasi dengan DPMD, kemudian dari Dinas Koperasi dan UKM sehingga pelaku UMKM dan Ekraf perlu di dorong untuk legalitas dan kemasan produknya, dari dinas perindustrian dan perdagangan perlu mendorong juga, begitu juga peran dari dinas pertanian karena di sini ada beberapa potensi pertanian,” ungkapnya.
Tidak hanya peran pemerintah saja, namun diperlukan juga peran dari perusahaan. Perusahaan dapat memberikan peran melalui bentuk CSR. Selain itu dari bidang akademisi melalui cara melakukan kegiatan KKN dan penelitian di desa tersebut.
“Perusahaan yang ada di Karawang juga berperan dari sisi CSR nya, disini juga mulai berjalan beberapa paket wisata dan perlu di bangun adanya homestay percontohan. Mereka juga perlu membantu cara pemasaran produk dari masyarakat. Mudah-mudahan perusahaan yang ada di Karawang dapat menyerap produk dari masyarakat Desa Karangjaya. Kemudian dari sisi akademisi, disini sudah ada banyak perguruan tinggi. Mereka dapat mendorong mahasiswanya untuk mengadakan KKN dan studi lapangan di sini agar dapat memberikan masukan kepada warga disini otomatis mahasiswa bisa merasakan menginap di warga,” jelasnya.
Ia mengaku untuk proses pengembangan desa kreatif tidak cukup dengan menggunakan anggaran yang berasal dari ADD. Pengembangan desa kreatif pun membutuhkan adanya niat dan usaha dari warga desa.
“Kemudian dari media bisa membantu untuk mempromosikan produk dan jasa yang ada di sini supaya bisa naik level. Kemudian dari sisi agligatornya, misalnya dengan membentuk koperasi supaya bisa mengekspor produk boneka hasil buatan dari warga. Kalau hanya mengandalkan ADD itu masih sangat kurang, yang dibutuhkan bukan modal capitalnya tetapi kita berusaha bersama dengan cara datang ke sini untuk mencoba paket wisata,” lanjutnya.
Pada tahun 2024 akan ada 3 desa tambahan yang akan dijadikan sebagai desa kreatif. Ia mengaku proses untuk meningkatkan level desa kreatif inisiatif menjadi berkelanjutan membutuhkan waktu yang lama.
“Untuk berubah dari desa kreatif inisiatif ke berkelanjutan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kita hanya menginisiasi kepala desa untuk mencari dan menggali potensi yang ada di desa. Proses identifikasi dibantu oleh kami, tentunya target di tahun ini ada 3 desa yang insyallah akan menjadi desa kreatif. Tahun kemarin kami sudah berupaya menyekolahkan tujuh desa untuk menjadi desa kreatif tetapi hanya di Karangjaya saja yang langsung mengimplementasikan,” tutupnya.(red/fj)