KARAWANG – Kegiatan gebyar desa dengan mengajak semua masyarakat di Desa Cikuntul, Kecamatan Tempuran untuk berperan aktif dalam menurunkan angka stunting.
Pada Selasa (20/5/2024) diselenggarakan kegiatan gebyar desa dengan tema Cegah Stunting.
Bupati Karawang, H.Aep Syaepuloh melalui Asisten Daerah I, Eka Sanatha menyampaikan untuk penanganan permasalahan angka stunting di Kabupaten Karawang saat ini telah mengalami kemajuan. Hal itu terbukti dengan adanya penghargaan yang telah diterima oleh Kabupaten Karawang.
“Penanganan stunting di Kabupaten Karawang sejak tahun 2022 sampai 2024 sudah mengalami kemajuan. Alhamdulillah tahun 2023, Kabupaten Karawang mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten dengan penanganan stunting terbaik se Jawa Barat. Kita bisa menurunkan presentase anak stunting dari angka 20 persen di tahun 2022 menjadi 14 persen di tahun 2023,” ujarnya Selasa (21/5).
Adanya prestasi tersebut, saat ini pemerintah Kabupaten Karawang telah mendapatkan bantuan dana fiskal sebesar 5.720.000.000. Kemudian ia melanjutkan untuk penanganan stunting pun telah diterbitkan Surat Keputusan Bupati tahun 2022 tentang Bapak Asuh Anak Stunting.
“Prestasi ini juga di apresiasi oleh pemerintah pusat dengan mendapatkan penghargaan insentif dana fiskal penanganan stunting 60 kabupaten kota terbaik se Indonesia dengan mendapatkan dana fiskal sebesar 5.720.000.000. Di Karawang ini telah diterbitkan surat Keputusan Bupati tahun 2022 tentang Bapak Asuh Anak Stunting jadi penanganan stunting di Kabupaten Karawang tidak hanya mengandalkan dana APBD atau APBDes, penanganan ini lebih cepat dalam menurunkan angka stunting,” tambahnya.
Hingga sekarang jumlah anak stunting yang masih dalam tahap penanganan sebanyak 2900 anak. Sementara itu untuk di Kecamatan Tempuran ada 30 anak stunting yang masih ditangani. Ia mengajak kepada semua masyarakat untuk ikut terlibat dalam mempercepat penurunan angka stunting.
“Saat ini di Kabupaten Karawang masih tersisa 2.900 anak stunting, di Kecamatan Tempuran sisa 30 anak stunting yang bisa kita selesaikan. Stunting ini bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga menyangkut pembangunan manusia secara keseluruhan. Kami mengajak kepada semua masyarakat untuk bisa berperan aktif dalam penjagaan stunting dimulai dari ibu hamil, balita hingga tokoh masyarakat,” lanjutnya.
Dicky Syahroni, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Barat mengungkapkan pemilihan lokasi kegiatan yang berada di Kabupaten Karawang sebagai bentuk apresiasi kepada pemerintah Karawang yang telah berhasil menurunkan angka stunting. Ia mempunyai harapan melalui kegiatan tersebut dapat tercipta semangat baru di masyarakat untuk menurunkan angka stunting.
“Kita sekarang melakukan gebyar desa yang tema nya cegah stunting, kita memberikan apresiasi kepada Kabupaten Karawang karena salah satu kabupaten yang bisa menurunkan prevalensi stunting cukup tinggi dan bahkan di Jawa Barat menjadi nomor 1. Disini sudah terbentuk kolaborasi yang kuat untuk melakukan cegah stunting. Saya harapkan ini nanti akan menjadi semangat baru, bahwa pencegahan stunting bisa kita lakukan secara bersama-sama,” ungkapnya.
Dalam kegiatan pun diberikan bantuan sebanyak 1000 susu, 5000 telur dan vitamin kepada masyarakat. Di lokasi pun terlihat adanya proses memasak makanan sehat bagi anak. Ia mengharapkan agar pada tahun 2045 dapat tercipta generasi emas di Kabupaten Karawang.
“Penyelenggaraan ini dari kita semua, termasuk juga 1000 susu, telor 5000 butir, vitamin. Kita harapkan generasi emas 2045 bisa kita siapkan salah satunya dari Kabupaten Karawang dengan terus melakukan program cegah stunting,” imbuhnya.
Amanda Soemedi, Pelaksana Jabatan Ketua PKK Provinsi Jawa Barat menerangkan pada tahun 2021 di Provinsi Jawa Barat angka prevalensi stunting menyentuh angka 24,5 persen. Data tersebut berdasarkan hasil dari studi status gizi Indonesia.
“Indonesia telah mengalami bonus demografi pada tahun 2015 dengan periode puncaknya diperkirakan pada 2020 sampai 2035. Hal ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bila kualitas SDM tidak dibangun dengan baik dengan kata lain SDM yang buruk akan menjadi beban negara. Salah satunya jika tingginya prevalensi balita stunting tidak diperbaiki saat ini. Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia tahun 2021, Jawa Barat telah berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 24,5 persen,” terangnya.
Meski begitu saat ini prevalensi stunting di Jawa Barat mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen. Kenaikan ini terjadi di 18 kabupaten dan kota. Target yang akan dicapai di angka 14 persen untuk angka stunting di Jawa Barat.
“Data terakhir menunjukkan bahwa Jawa Barat mengalami kenaikan prevalensi stunting sebesar 1,5 persen dan 18 kabupaten kota mengalami kenaikan. Untuk mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen, kita harus bekerja 3 kali lipat lebih besar. Kerjasama multi sektor sangat dibutuhkan tidak terkecuali PKK sebagai bagian lembaga kemasyarakatan desa,” tambahnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, melalui Kabid Pengendalian Penduduk, Advokasi, Data dan Informasi Oji Syaroji, mengatakan untuk Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana memberikan fasilitas tempat untuk terlaksananya kegiatan tersebut. Ia mengaku untuk bahan makanan berasal dari BKKBN Jawa Barat.
“Kita sebagai leading sektor yang ada kaitannya dengan BKKBN ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kalau bahan makanan dan semua fasilitas semua dari BKKBN Provinsi Jawa Barat. Kita hanya memberikan fasilitasi desa saja. Di sana ada sasaran stunting dan menjadi daerah locus stunting,” tutupnya.(rls/fj)