Pelatihan Stainlesstel Bagi Warga Binaan Lapas

Lapas Kelas IIA Karawang memberikan program pelatihan stainlesstel

KARAWANG – Sebanyak 20 orang warga binaan diberikan pelatihan stainlesstel oleh Lapas Kelas IIA Karawang.

Lapas Kelas IIA Karawang memberikan program pelatihan stainlesstel bagi 20 warga binaan. Kepala Lapas Kelas IIA Karawang, Christo Toar menyampaikan pelatihan ini diberikan hanya selama 5 hari. Ia menerangkan, pemberian pelatihan ini bertujuan untuk mengubah dapur agar dapat sesuai dengan standar dapur bersih yang telah ditentukan oleh direktorat jendral pemasyarakatan. Hasil produk dari pelatihan itu digunakan untuk di dapur.

“Pelatihan itu dilaksanakan di Bulan Februari kita bekerjasama dengan LKP Johar Jaya. Kemudian ada 20 orang warga binaan yang kami latih supaya warga binaan itu ketika keluar nanti punya skill cara mengelas stainlessstel. Output dari itu ada bahan pembelajaran mereka, kita gunakan untuk dapur kita. Pelatihan hanya diberikan 5 hari kerja karena anggarannya sangat terbatas. Karena kemarin kebutuhan dapur kita ada program direktorat jendral pemasyarakatan untuk menjadi dapur bersih dan dapur kita belum sesuai dengan standart. Saya mengubah dapur tersebut untuk syarat khusus salah satunya dengan mengubah meja dan alat dapur menggunakan stainlesstel,” ujarnya Kamis (18/4)

Hasil itu berupa meja dan lemari dapur. Meski telah berhasil membuat produk, namun produk itu belum di jual untuk saat ini. Meski begitu ketika terdapat masyarakat yang tertarik dengan produk itu maka dapat melakukan pemesanan terlebih dahulu. Pihak lapas belum menyediakan aplikasi khusus untuk menjual produk itu untuk sekarang.

“Mereka membuat meja dan lemari untuk dapur. Untuk dijual belum, tapi untuk pemesanan kami siap untuk beberapa macam model. Kami belum ada tools atau alat khusus untuk pemesanan tapi kalau masyarakat ingin memesan bisa datang langsung ke galeri kami. Belum, nanti mungkin kami akan memasukkan itu juga ke dalam pemasaran di aplikasi,” tambahnya.

Saat terdapat pemesanan, maka penentuan harga akan diberikan oleh petugas lapas. Hal ini juga untuk menghitung premi yang diberikan kepada warga binaan, harga bahan baku dan pajak yang akan di bayarkan. Ia menyebutkan anggaran yang digunakan untuk dua kali program pada tahun 2024 ada sebanyak 30 juta.

“Untuk harganya itu dari petugas lapas, karena kami akan memperhitungkan premi bagi warga binaan kemudian ada BNBP. Kendalanya di alat saja, ada beberapa alat yang standar khusus stainless sedangkan kita masih punya standar yang paling bawah. Untuk anggaran kami hanya bisa digunakan untuk dua kali pemakaian, anggaran untuk yang ke dua akan kami manfaatkan memberikan pelatihan di Bulan Agustus tapi masih kami pikirkan lagi jenis pelatihannya. Anggaran kami sekitar 30 juta untuk bahan baku kemudian honor untuk pelatih karena kita mengambil pelatih dari luar dan terakhir pajak,” jelasnya.

Setelah pelatihan diberikan, hasil kemampuan dari warga binaan yang ikut serta masih perlu dikembangkan kembali. Hasil ini berbeda dari adanya pemberian program pelatihan kayu. Adanya pelatihan juga bermanfaat untuk dapat menambah dan meningkatkan kemampuan dari warga binaan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup ketika telah keluar dari lapas.

“Kalau untuk pelatihan stainlesstel kemarin, menurut pelatih mereka standart saja tapi untuk perkayuan ada satu atau dua orang yang menonjol. Masih butuh pengembangan berikutnya untuk stainlesstel. Negara sangat mendukung warga binaannya agar bisa mengikuti pelatihan di dalam lapas tujuannya ketika mereka kembali ke masyarakat dapat memperbaiki diri dan mempunyai skill yang baik supaya dapat memenuhi hidup mereka. Ketika kebutuhan hidup terpenuhi maka mereka tidak akan melakukan tindak pidana lagi,” tutupnya.(aip/cim/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...