Karawang – Sisa bahan pembuatan kursi mobil dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku seni kriya sehingga menghasilkan produk yang dapat diminati pasar internasional. Selain produk rajut, Kabupaten Karawang juga mempunyai pelaku ekraf sub sektor seni kriya yang menghasilkan produk dari sisa bahan pembuatan kursi mobil. Produk ini tidak kalah dengan rajut, terbukti dari adanya pengiriman sampel hingga ke 5 negara sekaligus.
Pemilik Karasi 19 sekaligus ketua sub sektor seni kriya, Supriadi menyampaikan setelah melakukan pengiriman sampel, mendapatkan respon yang positif dari semua negara itu. Meski begitu ia belum dapat menentukan harga untuk produk yang akan dijual.
“Saya pelaku kriya di produk Karasi 19. Kami sudah mengirimkan sampel produk ke 5 negara karena terkendala ada perang yang masih terjadi sekarang. Respon dari mereka alhamdulillah antusias dan luar biasa. Kita akan membuat perjanjian kerjasama dulu untuk menentukan harga dan teknis pembayaran, kita masih menunggu kabar dari mereka terlebih dahulu,” ujarnya.
Bahan baju yang ia peroleh berasal dari sisa potongan bahan pembuatan kursi mobil. Ia dapat menghasilkan beberapa jenis produk, namun jenis yang diminati di pasar internasional berupa topi Koboy dan clouthbag. Dalam pengerjaan produk dibantu oleh 10 orang dalam satu tim. Satu orang dapat membuat 25 pcs produk.
“Saya mengambil dari sisa potongan mobil yang sudah tidak digunakan. Permintaan dari 5 negara berupa topi Koboy dan tas clouth. Satu orang bisa menghasilkan 25 pcs produk, alhamdulilah sekarang saya sudah ada tim dengan anggota 10 orang. Satu bulan bisa menciptakan 1000 sampai 2000 pcs tergantung permintaan,” tambahnya.
Meski telah bekerjasama dengan dua supplier sekaligus, masih mengaku mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku pembuatan. Mempunyai keinginan agar ke depan dapat menjalin kerjasama dengan pabrik besar, untuk dapat menutupi kebutuhan bahan baku.
“Kendalanya di bahan baku, karena itu kita mengambil dari sisa bahan yang tidak digunakan. Solusinya kita mencari sumber yang lain untuk bisa mencukupi bahan, saya sudah ada dua kerjasama dengan supplier tapi masih kurang. Saya ingin menjalin kerjasama dengan pabrik,” imbuhnya.
Sebagai Ketua Sub Sektor Seni Kriya, ia merasa bangga dengan kemajuan pelaku seni kriya di Karawang. Hal tersebut tidak membuat ia bersama dengan semua pelaku kriya Karawang menjadi puas diri. Ia menginginkan agar ekonomi pelaku ekraf di Karawang dapat mengalami peningkatan. Dimulai dari adanya kesadaran pemerintah dan swasta serta masyarakat umum untuk dapat membeli produk asli Karawang.
“Sebagai ketua sub sektor seni kriya, saya ingin meningkatkan ekonomi teman-teman. Selain di import harus berkomitmen semuanya mulai dari pemerintah sampai swasta, saya mengharapkan agar mereka dapat membeli produk yang memang berasal dari Karawang,” pungkasnya.(aip/fj)