Karawang – Usaha Dinas Perpustakaan dalam meningkatkan minat baca untuk generasi muda dan masyarakat luas di Karawang.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Karawang mengadakan kegiatan perlombaan untuk pemilihan Duta Baca Karawang tahun 2023. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Yasin menyampaikan kegiatan tersebut telah berlangsung pada tahun 2021, namun di tahun 2022 lalu tidak dapat terlaksana. Peserta yang mengikuti ajang ini wajib menguasai 3 bahasa asing. Selanjutnya untuk ketetapan usia peserta mulai dari 17 sampai dengan 22 tahun.
“Kita baru mengadakan lomba duta baca baru dari tahun 2021, tapi untuk di tahun 2022 tidak ada perlombaan. Di tahun ini pesertanya dari sekolah dan universitas, seluruh peserta jumlahnya 30 orang. Duta baca ini berbeda dengan perlombaan yang lain, mereka wajib menguasai 3 bahasa asing. Usia nya juga sudah ditentukan dari 17 sampai 22 tahun. Kalau duta baca dapat ikut ajang yang lain,” ujarnya Rabu (13/12)
Yusuf Rangga Warsita, pustakawan ahli madya menambahkan duta baca yang terpilih akan menjadi motivator bagi generasi muda dan masyarakat luas untuk meningkatkan minat baca. Indeks minat baca di Karawang tahun 2022 sebesar 43,92 persen. Jumlah tersebut meningkat menjadi 51 persen di tahun 2023.
“Outputnya itu mereka sebagai motivator untuk kalangan generasi muda. Tugas mereka akan meningkatkan minat baca masyarakat. Kami tidak dapat bekerja sendiri, harus adanya sinergi dari duta baca, duta literasi dan instansi yang lain. Minat baca di Karawang tahun 2022 ada di angka 43,92 persen kategori sedang kemudian di tahun 2023 ini mengalami kenaikan menjadi 51 persen,” ungkapnya.
Kendala yang terjadi dalam meningkatkan minat baca terletak di adanya penurunan intensitas pembaca buku untuk buku cetak. Meski begitu di Karawang telah disediakan sejumlah tempat bagi masyarakat untuk dapat membaca buku. Kemudian terdapat juga perpustakaan daerah dengan jenis buku yang beragam. Perubahan jenis buku akan diganti setiap satu tahun sekali.
“Permasalahannya ada di intensitas membaca buku cetak, karena sekarang masyarakat lebih membaca buku digital dan informasi dari internet serta media sosial. Kita sudah ada taman bacaan masyarakat dan ada juga alun-alun saya rasa sudah cukup. Kita akan menambahkan jenis buku-buku di setiap tempat. Pembaharuan buku kita lakukan satu tahun sekali. Kita juga ada perpustakaan keliling, membuka pelayanan pojok baca digital untuk meningkatkan literasi di masyarakat,” tambahnya.
Ia mempunyai harapan agar generasi muda dapat mempunyai budaya minat baca. Hal ini agar dapat tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai daya saing tinggi. Selain itu agar kemampuan masyarakat dapat bertambah.
“Harapannya khusus untuk generasi muda, dapat meningkatkan dan menjadikan minat baca sebagai budaya. Karena untuk dapat menciptakan Sumber Daya Manusia di Karawang yang mempunyai daya saing itu tentu harus mempunyai kemampuan, kemampuan bisa di dapat dari membaca kemudian di terapkan,” tutupnya.