Karawang – Terdapat sejumlah peninggalan sejarah di SD Pisang Sambo yang masih terawat hingga sekarang.
Tiga ruang kelas di sekolah Dasar Negeri Pisang Sambo I yang berada di Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya saat ini membutuhkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Karawang. Sekarang kondisi lantai di ruang kelas tersebut telah mengalami kerusakan dan menyebabkan siswa terjatuh. Guru SD Negeri Pisang Sambo I menyampaikan ruang kelas ini dibangun sejak tahun 1912. Selain itu untuk bahan bangunan terbuat dari kayu jati.
“Tiga ruang kelas yang sudah tua dan dibangun dari kayu jati asli, sampai sekarang tidak ada perubahan apapun di bangunan ini. Lantai di ruang kelas sudah amblas beberapa siswa juga pernah jatuh sampai luka,” ujarnya Senin (30/10/2023).
Ia menjelaskan selain, ruang kelas terdapat pula arsip berupa buku induk pertama yang masih tersimpan rapih. Ia mengungkapkan tulisan di buku induk tersebut masih menggunakan Bahasa Belanda. Selain itu di buku itu juga tercantum nama siswa pertama yang tercatat.
“Ada arsip peninggalan semacam buku induk, di halaman depan tertulis bahasa Belanda; Stamboek Van De Leerlingen Van De Gouvernements Inlandsche School Der 2de Klasse,” tambahnya.
Selain arsip buku, terdapat pula dua model meja peninggalan sejarah. Pertama model meja yang panjang dan dapat di gunakan oleh enam siswa secara bersama. Kedua model meja yang menyatu dengan kursi dan terdapat tempat untuk meletakkan kuas untuk menulis. Kemudian ada juga peninggalan benda sejarah berupa lemari.
“1 unit 3 ruangan tersebut, diisi 1 ruangan untuk pembelajaran dan 3 ruangan untuk barang peninggalan. Meja sama kursinya itu panjang, terus kayak ada tempat tinta jadulnya,” imbuhnya
Pada awal berdiri, sebagian besar siswa di sekolah ini berasal dari golongan China dan Belanda. Meski begitu ada pula siswa Indonesia yang berasal dari golongan bangsawan. Ia menjelaskan juga lokasi pertama sekolah tersebut berada di Tangkil di dekat PDAM. Kemudian bangunan ini di pindahkan dengan cara di gotong bersama.
“Tjoa Yan Bie (1921) murid pertama dibukukan. Historisnya itu, dulu bangunannya masih di wilayah Tangkil dekat PDAM, kabarnya pindah ke tempat sekarang pada 1928 dengan cara digotong. Terus yang sekolahnya banyak yang nyebrang dari wilayah Bekasi,” lanjutnya.
Bangunan tersebut hingga kini baru menyentuh renovasi perbaikan 1 kali saja di tahun 2011. Itupun hanya perbaikan kecil agar tidak terlalu membahayakan murid.
Ia mempunyai harapan agar sekolah dapat segera di sahkan menjadi cagar budaya. Hal ini untuk mempercepat proses renovasi yang sesuai dengan aturan cagar budaya.
“Kondisi lantainya parah banget, sering kejeblos kaki anak-anak, sering kecelakaan. Mau direnov juga gabisa asal karena SD Sambo objek diduga cagar budaya. Mudah-mudahan segera disah-kan menjadi cagar budaya resmi yang terlindungi, biar bisa direnovasi sekaligus terlindungi oleh pemerintah,” pungkasnya.(red/fj)