Fakta Jabar Cerdas Mengupas Lugas Mengulas Selalu Menjadi Referensi
Karawang – Setelah pembentukan Sekolah Sahabat Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memberikan konseling di 39 titik sekolah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada anak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Hesti Rahayu menyampaikan setelah pembentukan sekolah sahabat anak dari DP3A diadakan konselling corner di 39 titik sekolah. Ia menyampaikan disediakan psikolog untuk memberikan solusi dan mengatasi permasalahan yang terjadi pada anak, guru dan staff di sekolah. Selain itu ia pun memberikan sosialisasi bagi anak.
“Sekolah sahabat anak setelah di launching waktu hari anak nasional itu, kelanjutannya mengadakan konseling corner di 39 titik di SD dan MI. Konseling corner itu ada sosialisasi juga bagi anak-anak. Ketika terjadi kasus pada murid, guru dan staff di sekolah bisa langsung di konsultasikan karena kami menyiapkan psikolog juga,” ujarnya Rabu (25/10/2023)
Berdasarkan temuan yang terjadi di lapangan ketika konseling, saat ini terdapat kasus anak yang melukai diri sendiri. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sosial media. Ia menambahkan anak-anak mengikuti video yang terdapat di sosial media. Kemudian ada juga ditemukan kasus kekerasan seksual pada anak.
“Temuan di lapangan banyak terjadi anak-anak yang melukai diri sendiri dengan menyayat. Sekarang masih sedang di selidiki, awalnya mereka mengikuti trend di sosial media. Selain itu ada juga kasus temuan kekerasan seksual pada anak,” tambahnya.
Ke depan pihak dp3a mempunyai rencana akan menambah titik lokasi pengadaan sekolah sahabat anak. Ia menegaskan di setiap sekolah diperlukan satuan tugas yang menangani kekerasan untuk anak.
“Kegiatan sekolah sahabat anak ini tidak ada di anggaran, karena banyak sekolah yang meminta bisa bersurat dulu ke kami. Penambahan titik lokasi sekolah sahabat anak sesuai permintaan. Kami titik beratnya itu di sekolah perlu ada satgas yang menangani kekerasan pada anak,” tutupnya.(red/fj)
