Penerapan Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Cikampek Berhasil Dengan Adanya Produk yang Dihasilkan

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cikampek, H.Agus Setiawan

Karawang – Sekolah SMAN 1 Cikampek menjadi sekolah penggerak untuk penerapan Kurikulum Merdeka dan saat ini telah ada beberapa hasil karya yang dihasilkan oleh siswa.

Sekolah SMA Negeri 1 Cikampek menjadi sekolah penggerak untuk pelaksanaan program Kurikulum Merdeka. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cikampek, H.Agus Setiawan menyampaikan upaya pertama sebelum penetapan program tersebut berupa mengubah pola pikir guru terkait perubahan kurikulum yang bersifat dinamis. Ia menyampaikan pengelolaan kurikulum merdeka saat ini berupa pembelajaran yang berpusat di peserta didik.

“Upaya yang kami lakukan saat ini pertama meningkatkan kompetensi gurunya dulu, namun sebelumnya kami merubah pola pikir dari guru tentang perubahan kurikulum yang dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Pengelolaan kurikulum yang sekarang pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan melayani kebutuhan peserta didik sesuai dengan tingkatan,” ujarnya Selasa (24/10).

Ia menjelaskan untuk kelas X saat ini menggunakan sistem kurikulum yang sama dengan kurikulum untuk siswa kelas IX. Selanjutnya, untuk upaya ke dua berupa peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan. Pembelajaran saat ini dapat menggunakan berbagai jenis media.

“Tingkat kelas X SMA itu fase E kurikulumnya sama dengan kelas IX SMP. Meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai upaya terkait dengan pelaksanaan atau implementasi kurikulum merdeka ini. Kompetensi yang paling mendasar terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi, proses pembelajaran yang berpusat di peserta. Guru mempunyai kewajiban untuk mengembangkan bakat dan kemampuan peserta didik kemudian sumber belajar tidak hanya di sekolah tetapi bisa menggunakan ruang belajar yang lain seperti IT dan lingkungan,” tambahnya

Upaya ketiga berupa pengembangan komunitas belajar yang terdapat di sekolah. Kemudian pembentukan Pokja Managemen Operasional. Pokja ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dan untuk menjamin mutu pelaksanaan kurikulum merdeka.

“Ketiga mengembangkan komunitas belajar di sekolah jadi sekarang sekolah berbasis komunitas belajar untuk mendorong komunitas belajar lain yang dibentuk oleh guru dan peserta didik. Selanjutnya memberdayakan Pokja Managemen Operasional untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai penjamin mutu pelaksanaan kurikulum merdeka yang bermitra dengan Wakasek kurikulum,” imbuhnya

Ia menegaskan saat ini SMA Negeri 1 Cikampek juga sedang melakukan pengoptimalan proyek P5 untuk siswa. Program ini sebagai salah satu alat untuk mengukur karakter siswa. Kemudian ia pun mengungkapkan, saat ini untuk raport siswa telah dipisahkan berdasarkan sifat pembelajaran

“Di sekolah kami mengoptimalkan Proyek Peminatan Program Profile Pancasila jadi pembelajaran ada yang bersifat dilaksanakan secara akademik untuk mengukur kompetensi siswa, sedangkan P5 itu untuk mengukur karakter siswa. Dua sifat pembelajaran ini tidak dapat dipisahkan. Kalau untuk raport intrakurikuler berupa angka, kalau P5 berupa kualitatif raport jadi lembaran raportnya terpisah nanti,” lanjutnya

Ia menyatakan untuk pola P5 terdapat dua sifat, pertama sifat reguler dan kedua sifat blok. Sifat reguler dilakukan pada setiap Jumat dan untuk sifat blok dilakukan selama per minggu.

“Pola P5 bersifat reguler, artinya dalam satu hari khusus untuk melaksanakan pola ini di setiap hari Jumat membimbing anak pelaksanaan proyeknya. Ada juga sistem blok, dalam satu semester itu per Minggu pelaksanaan proyek p5 nya nanti berupa karya. Karya bisa di pamerkan sebagai apresiasi terhadap anak namun tidak harus ditampilkan secara besar yang penting ada prinsip menunjukan apresiasi untuk siswa. Kalau di sekolah kami dalam bentuk open house dengan mengundang orangtua siswa,” lanjutnya.

Hasil karya dari program P5 berupa pembuatan lampu penerangan jalan yang menggunakan solar Cell. Karya ini telah di berikan kepada warga di sejumlah desa yang masih mengalami kekurangan lampu penerangan jalan.

“Anak-anak kita sekarang pola pikirnya menjadi aktif dan kreatif. Literasi menjadi meningkat, pemahaman terhadap satu fenomena juga menjadi bagus dan komunikasinya juga ada perubahan dibandingkan dengan sistem pembelajaran yang dulu. Hasil yang di buat tergantung dari tema yang ada di kurikulum merdeka seperti film pendek tentang anti bullying, anti kekerasan seksual. Ada juga yang berupa poster, lagu, puisi. Anak juga ada yang sudah membuat lampu penerangan jalan umum yang menggunakan tenaga solar sell dan sudah disumbangkan kepada masyarakat Desa Jomin Barat, Wancimekar. Ada juga yang membuat tanaman dengan pola vertikal menggunakan barang bekas untuk gaya hidup berkelanjutan,” pungkasnya.(red/fj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Bank bjb Tawarkan Peluang Investasi Melalui Surat Berharga Perpetual dengan Kupon yang Tinggi

JAKARTA – Dalam dunia investasi, terdapat berbagai peluang menarik untuk ...